Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis menempuh pendidikan jurusan Fisika, pernah menerbitkan buku solo Pesona Fisika, Gus Ghufron, dan beberapa antologi baik puisi maupun cerpen. Semoga tulisannya dapat bermanfaat bagi pembaca. Jejak tulisannya dapat dibaca di https://linktr.ee/danusupriyati07

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjalanan Spiritual antara Nyepi dan Ramadan Tahun 2023 sebagai Refleksi Toleransi antar Umat Beragama

22 Maret 2023   16:06 Diperbarui: 22 Maret 2023   16:10 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebuah kebetulan dalam perhitungan kalender bahwa tahun 2023, Hari Raya Nyepi dirayakan  oleh umat Hindu satu hari menjelang ibadah puasa ramadan. Jauh-jauh hari, umat Kristiani juga tengah menjalani puasa selama 40 hari untuk perayaan Paskah yang akan tiba pada tanggal 9 April 2023.

Beragam umat dengan agama dan kepercayaan masing-masing memiliki perjalananan spiritual yang tidak dapat dipaksakan. Karena agama adalah hak asasi yang bersangkutan. 

Sebagai warga yang hidup dengan perbedaan paham tentu menjadi kewajiban yang tersirat untuk tidak saling mencampuri urusan manusia dengan Tuhannya. Meski diperkenankan saling membantu, menjaga dan merawat persaudaraan tetapi urusan hati, kita tidak boleh melakukan intervensi.

Prinsip lakum dinukum waliyadin yang artinya bagimu agamamu dan bagiku agamaku harus dipegang teguh agar sikap toleransi antar umat beragama tidak rancu. 

Toleransi antar umat beragama merupakan wujud kerukunan tingkat tinggi. Tidak sekadar bentuk ucapan belaka tetapi juga tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi menjelang perayaan hari besar. Serangkaian ritual keagamaan yang menjadi tradisi pasti akan dilakukan oleh warga yang bersangkutan.

Sebagai tetangga tentu kita (ada rasa) ingin membantu tetapi alangkah baiknya tidak gegabah. Sebab ada serangkaian acara mereka yang membutuhkan konsentrasi agar kesakralan tidak terganggu. Maka dengan sikap menghargai dan menghormati sudah cukup membantu mereka dalam persiapan hari besar agamanya. 

Dalam perayaan nyepi, umat Hindu dilarang untuk menyalakan api atau benda elektronik, tidak boleh beraktivitas sebab harus fokus pada masalah rohaniah, tidak boleh bepergian, tidak boleh berpesta pora. Nah, jika kita kebetulan berdampingan dengan mereka maka tidak boleh memaksa kehendak masuk dalam ritual mereka dengan dalih sekadar membantu kelancaran acara. Mereka butuh waktu untuk melaksanakan ritual keagamaan tanpa orang lain.

Perjalanan spritual masing-masing umat beragama merupakan sisi ketaatan dan kepatuhan terhadap Tuhannya. Kita memupuk toleransi terhadap umat yang beragama lain demi terciptanya kehidupan yang harmonis sesuai dengan sila-sila Pancasila dan semboyan bhineka tunggal ika.

Puasa ramadan yang akan dilaksanakan mulai esok hari merupakan bagian rukun Islam. Tidak sekadar menahan lapar dan dahaga tetapi menahan segala nafsu dari segala angkara murka. Pada bulan ramadan diharapkan umat muslim lebih mendekatkan diri pada Allah SWT, introspeksi diri dan memperbaiki segala tingkah laku di masa lalu hingga nanti tiba saatnya merayakan kemenangan. 

Bagi seluruh umat muslim, selamat menjalankan ibadah ramadan. Semoga kelak kita mendapat kemenangan yang sesungguhnya. Mari tetap menjaga toleransi antar sesama umat beragama agar jauh dari segala perpecahan berlatar belakang agama dan ras. Terima kasih.

Kebumen, 22 Maret 2023

Penulis

Danu S

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun