Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis menempuh pendidikan jurusan Fisika, pernah menerbitkan buku solo Pesona Fisika, Gus Ghufron, dan beberapa antologi baik puisi maupun cerpen. Semoga tulisannya dapat bermanfaat bagi pembaca. Jejak tulisannya dapat dibaca di https://linktr.ee/danusupriyati07

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyiasati Kenaikan Harga Jelang Ramadan 2023

20 Maret 2023   14:51 Diperbarui: 20 Maret 2023   15:06 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Beberapa hari lagi umat muslim akan memasuki bulan suci ramadan. Gaung kemeriahan ramadan sudah tercium termasuk melonjaknya harga kebutuhan pokok di pasaran. 

Kenaikan harga kebutuhan pokok jelang ramadan seolah memang sudah menjadi tradisi. Masyarakat sudah hafal betul plot-plot waktu kapan fenomena kenaikan harga ini akan terjadi. Meski banyak yang mengeluhkan kebijakan pasar, kenyataannya euforia ramadan tidak lantas membuat pasar sepi. Jual beli kebutuhan pokok untuk stok sahur dan buka selama ramadan berjalan lancar.

Bagaimana cara menyiasati kenaikan harga jelang ramadan tahun ini?

Masyarakat baru saja bangkit dari keterpurukan ekonomi selama pandemi corona selama dua tahun lebih. Harga kebutuhan pokok yang fluktuatif tentu menjadi masalah tersendiri bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Untuk menyiasati agar bisa hemat saat belanja, dapat dilakukan hal seperti berikut :

  • Belanja sesuai kebutuhan. Jika kebutuhan dapur masih ada stok maka tidak perlu memborong hal yang sekiranya tidak dibutuhkan dalam waktu dekat.
  • Belanja sesuaikan dengan minat anggota keluarga saat santap sahur maupun buka.
  • Kurangi jajan di luar. Saat ramadan, banyak sekali penjual dadakan yang menyediakan menu takjil. Jajan seperti ini sesekali mungkin dapat ditoleransi tapi jika setiap hari harus jajan akan terasa borosnya. Lagi pula masakan di rumah jadi tidak tersentuh dan akibatnya hanya terbuang sia-sia. 
  • Jika masih ada stok bahan makanan maka diolah terlebih dulu. Kreativitas untuk membangkitkan selera makan memang sangat diperlukan agar menu yang tersaji tidak terkesan hanya itu-itu melulu.
  • Bagi yang hidup di kampung, banyak sekali sayur dan buah yang dapat ditemui di lingkungan. Olah bahan tersebut menjadi menu untuk sahur dan buka.
  • Menghindari panic shopping dan jangan terpengaruh isu tidak jelas terkait kenaikan harga sembako yang berimbas pada kelangkaan barang. Momen seperti ini hanya akan menguras emosi dan juga uang yang seharusnya dapat dialokasikan ke hal lain. Ingatlah bahwa kehidupan tidak sebatas pada ramadan dan lebaran saja.

Ramadan merupakan momen yang istimewa. Selama satu bulan penuh (insyaallah) umat muslim akan menjalani ibadah puasa. Puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga tetapi juga menahan hawa nafsu dan perbuatan maksiat. Umat muslim akan diajak berempati terhadap penderitaan fakir miskin yang (mungkin) sebagian besar sudah terlalu biasa kelaparan setiap harinya. 

Selama ramadan,emosi umat muslim juga akan dilatih untuk tidak meletup-letup termasuk tidak kalap saat berburu menu untuk sahur dan buka. Ibadah sangat diutamakan agar kelak dapat meraih kemenangan yang sesungguhnya. 

Irit bukan berarti pelit pada diri sendiri dan keluarga. Maka sudah sepantasnya persiapan ramadan 2023 ini kita lebih bijak dalam mengelola keuangan agar tidak terjadi pembengkakan budget yang seharusnya dialokasikan untuk hal yang lebih urgen.

Marhaban ya ramadan. Selamat menunaikan ibadah puasa ramadan 2023. 

Terima kasih.

Kebumen, 20 Maret 2023

Penulis

Danu S

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun