Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis menempuh pendidikan jurusan Fisika, pernah menerbitkan buku solo Pesona Fisika, Gus Ghufron, dan beberapa antologi baik puisi maupun cerpen. Semoga tulisannya dapat bermanfaat bagi pembaca. Jejak tulisannya dapat dibaca di https://linktr.ee/danusupriyati07

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menjadi Orangtua yang Bijak Saat Mengenalkan Calistung pada Balita

20 Oktober 2022   13:25 Diperbarui: 20 Oktober 2022   13:29 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Menjadi Orang Tua Yang Bijak Saat  Mengenalkan Calistung Pada Balita

"Anakku sudah hampir lima tahun tapi belum lancar calistungnya."
"Santai saja. Tetanggaku masuk SD juga masih buta calistung."
"Kebetulan sulung dan bungsuku lancar baca tulis usia lima tahun. Begitu masuk SD, les Matematika, lancar jaya."


Celoteh para orang tua seperti contoh di atas sering kita temui. Terbersit kekhawatiran dari beberapa orang tua ketika anaknya yang akan masuk pendidikan TK belum paham calistung atau baca, tulis, hitung. Lalu apa balita perlu mengukuti les calistung? 

Les calistung pada usia balita tidak perlu dilakukan. Pengenalan calistung pada balita sebenarnya hanya sekadar having fun saja. Sebaiknya sebagai orang tua, berdamai dengan hatinya, bijak dalam pola pengasuhan dan menyadari  bahwa usia balita belum ada kewajiban bisa lancar calistung. Biarkan anak-anak kita menikmati tumbuh kembang  sesuai usianya.

Masa balita adalah masa keemasan untuk mematangkan sensorik dan motorik si kecil. Lebih utama untuk fokus pada pengoptimalan kemampuan sensorik dan motorik sang buah hati. 

Balita memiliki kemampuan luar biasa untuk menangkap, menafsirakan, mengidentifikasi lalu menyimpannya dalam memori. Para balita mampu merekam apa yang mereka lihat, mereka dengar lalu menerjemahkan dengan caranya. 

Mereka adalah peniru yang ulung, apa yang lingkungan ajarkan akan mudah ditiru begitu saja. Maka pada masa keemasan ini, orang yang mendampingi, harus berhati-hati dalam bertutur kata dan bertingkah laku. Balita ibarat kanvas kosong yang siap dilukis dengan warna apa pun sekehendak pemiliknya.


Di tengah belajar untuk mengasah sensorik bolehlah sesekali boleh diselingi calistung ringan. Calistung tipis-tipis boleh diberikan  sambil bermain untuk mengasah motorik sang balita. Sebatas mengenal bentuk huruf, angka, bangun datar, bangun ruang dan lainnya yang dikemas dengan simulasi yang menarik seperti suara dan warna mencolok. 

Caranya bisa dengan menyuguhkan video klip lengkap dengan musik pengenalan angka dan huruf lalu mengajak balita merunut garus atau titik sesuai bentuk gambar dengan pensil warna. Balita sudah fokus mengikuti arahan kita itu merupakan hal luar biasa. Balita itu identik dengan bermain. Keaktifannya menjadi ajang untuk tumbuh kembang. 

Jika pada masa tumbuh kembang dijejali dengan tuntutan "harus" di setiap geraknya justru akan menjadi penghambat. Lagi pula ada masanya untuk mengasah kecerdasan secara akademis saat sang buah hati masuk sekolah secara formal. 

Kalau terpaksa harus mengikuti playgroup, manfaatkan sebagai ajang belajar bersosialisasi. Pendidikan karakter akan didapatkan secara naluriah di playgroup ini dengan kondisi banyak teman dengan berbagai variasi watak dan sikap. Dari sini balita akan mulai mengenal lingkungan dan pergaulannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun