Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis menempuh pendidikan jurusan Fisika, pernah menerbitkan buku solo Pesona Fisika, Gus Ghufron, dan beberapa antologi baik puisi maupun cerpen. Semoga tulisannya dapat bermanfaat bagi pembaca. Jejak tulisannya dapat dibaca di https://linktr.ee/danusupriyati07

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Menikmati Pensiun dengan Bisnis Kos

2 September 2022   17:26 Diperbarui: 2 September 2022   17:40 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Galau setelah pensiun? Bisa jadi. Apalagi yang masih terbebani hutang di bank, tentu akan menjadi tambang masalah selanjutnya. Hutang dan hutang lagi. Solusi yang tidak solutif.

Bagi pegawai swasta harus pintar cari selingan agar tidak mati gaya masalah dana. Pesangon semestinya diputar agar hidup terjamin di masa tua setelah pensiun. 

Bagi pegawai yang dijamin negara pun sebenarnya tidak sesempurna bayangan tetangga. Dua-duanya harus jeli menggunakan kesempatan agar dapat menikmati pensiun yang produktif. Jauh-jauh hari perlu prepare yang matang hingga tiba masa pensiun. 

Rumah kos, bisnis yang sangat menjanjikan setelah pensiun. Mewujudkan beberapa petak kamar kos tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Bagi yang sudah memiliki lahan terlebih letaknya strategis, bisa langsung didirikan bangunan kos. 

Finishing, promo dapat konsumen adalah sumber ketenangan. Ibarat kata ditinggal merem, uang sudah bisa dipanen tiap bulan. Bagi yang belum memiliki lahan, harus rajin menabung. PR selanjutnya adalah hunting lahan di daerah strategis. Semua itu tidak terlepas dari dana, dana dan dana.

Apakah menguntungkan bisnis kos untuk menjamin masa tua setelah pensiun? Jangan dilihat dari waktu balik modal Namanya bisnis harus mencari sisi nyamannya dulu.

 Sangat menguntungkan jika kos yang dibangun dekat dengan pusat-pusat industri, kantor atau kampus. Apalagi dengan harga bersaing, fasilitas tidak kalah dengan rumah kos tetangga, agan menjadi juragan kos yang baik hati, tidak galak dan tidak sombong. 

Dijamin konsumen akan betah dan tanpa ragu memperpanjang kontrak. Konsumen zaman sekarang semakin cerdik. Mereka tidak akan sayang mengeluarkan biaya agak mahal asalkan terpenuhi segala fasilitas seperti terjaminnya keamanan, kenyamanan dan ketenangan selama menghuni kos.

Apakah bisnis kos ini bisa merugi? Bisnis itu harus berani main spekulasi. Jelas bisa rugi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 

  • Faktor dari dalam berasal dari pemilik kos jamak menambang kerugian. Pemilik kos masih bergaya konvensional dengan larangan-larangan tidak masuk akal, menerapkan tarif tambahan semena-mena, memaksa perpanjangan kontrak sepihak, menarik fasilitas yang tersedia, memasang tampang sinis dan merendahkan. 
  • Faktor dari luar yaitu persaingan bisnis yang semakin ketat. Apalagi kos yang berdekatan dengan kos lain sangat rawan memicu pertengkaran. Ibarat oksigen saja berebut apalagi merembet ke masalah sampah dan kenyamanan. Pertengkaran antar pemilik kost dapat menurunkan kredibilitas kos yang dikelola. Hal lain adalah jika mendapat konsumen yang keras kepala, semaunya sendiri, anti kritik dan anti tagih. Konsumen yang kaburan maksudnya hanya numpang tapi giliran ditagih biaya sewa langsung kabur. Ini bisa menjadikan kost rugi banyak.

Antisipasi agar kos menjadi idaman penghuni dan selalu diburu tentu secara teknis dapat dilakukan setelah mempelajari untung dan rugi bisnis kos di atas.

Yang terpenting adalah sediakan lahan, dana dan juga mental untuk terjun ke dunia sewa kos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun