Mohon tunggu...
Danty IsmiHarva
Danty IsmiHarva Mohon Tunggu... Guru - seorang guru di sebuah sekolah

saya adalah seorang ibu rumah tangga yang juga menjadi ibu bagi anak didik saya di sekolah. Saya hobi sekali makan, terutama makanan pedas yang masih dalam batas kewajaran. Saat ini saya sudah memiliki keluarga kecil dengan putra yang sangat lucu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Home Visit, Menjadi Jalan Keluar Guru BK Saat Pandemi

9 Desember 2022   15:30 Diperbarui: 9 Desember 2022   15:31 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Corona virus disease 19 (covid 19) sempat melanda dunia pada akhir tahun 2019 dan mulai melanda Indonesia sekitar awal tahun 2020. Pada saat pemerintah mengumumkan bahwa di Indonesia ada WNI yang positif covid 19 seketika itu pula pemerintah mengumumkan bahwa seluruh kegiatan yang berhubungan dengan orang lain (mobilitas sosial) ditiadakan atau diliburkan. Seluruh perkantoran, mal-mal dan pasar tradisional tutup dan tidak nampak aktivitas yang terlihat didalamnya. Tidak jauh berbeda, sekolah-sekolah juga tutup dan tidak ada aktivitas. Seluruh kegiatan dialihkan melalui metode daring (dalam jaringan).

Metode daring sebelumnya tidak terlalu familiar dengan apa yang biasa kita lakukan. Sama halnya seperti yang terjadi di sekolah tempat saya mengajar, dimana daring yang seharusnya dilakukan  adalah melakukan tatap maya melalui aplikasi-aplikasi yang sudah tersedia yakni zoom meeting, google meeting, atau melalui video call namun karena keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh peserta didik maka bapak ibu guru di tempat saya mengajar akhirnya hanya menjelaskan masteri secara tertulis di whatsapp grup atau meminta siswa untuk belajar sendiri dengan melihat bahan bacaan yang ada pada buku paket atau buku pendamping.

Sebagian peserta didik saya merupakan anak-anak pesisir pantai utara jawa yang ada di Kabupaten Pemalang dimana dari segi ekonomi juga dapat dikatakan tergolong pada ekonomi menengah ke bawah sehingga untuk membeli kuota masih agak terbatas dan kesulitan. Hal ini mengakibatkan banyak peserta didik yang tidak mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan bapak ibu guru sehingga selaku guru BK saya seringkali mendapat laporan dari bapak ibu guru mapel dan wali kelas perihal banyaknya siswa yang tidak mengumpulkan tugas-tugas yang telah diberikan.

Menyikapi hal di atas, saya selaku guru BK kemudian melaksanakan salah satu kegiatan pendukung dalam BK yakni home visit atau kunjungan rumah yang tentunya harus disertai dengan protokol kesehatan yang benar. Home visit ini biasanya dilakukan bersama dengan wali kelas, namun tidak jarang pula dilakukan sendiri apabila partner wali kelas sedang ada urusan. Jarak demi jarak dilalui, dari rumah siswa 1 menuju siswa lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengkonfirmasi mengapa siswa tersebut tidak mengumpulkan tugas, apakah hanya alasan tidak kurangnya sarana dan prasarana ataukah ada hal lain yang menjadi penyebabnya.

Beragam alasan ditemukan setelah dilakukan home visit, mulai dari memang tidak memiliki kuota, handphone (HP) rusak, atau memang karena sengaja tidak mau mengerjakan, bahkan membuka grup WA saja tidak, hp dan kuota yang disediakan orangtua hanya digunakan sebagai fasilitas belajar justru tidak digunakan untuk belajar melainkan untuk bermain game online. Home visit yang dilakukan juga sekaligus untuk mengecek bagaimana keadaan keluarganya di rumah, apakah orangtuanya mengetahui dan memantau kegiatan belajar anaknya di rumah, karena sejauh ini terkadang ada anak yang tidak jujur dengan orangtua dan mengatakan bahwa tidak ada tugas yang diberikan bapak/ibu guru. Orang tua juga mengakui karena kesibukand dan ketidakmengertian tentang teknologi (gaptek) sehingga orangtua pun percaya saja pada sang anak.

oleh karena itu, kegiatan kunjungan rumah penting untuk dilaksanakan selain untuk mengkonfirmasi hal-hal yang perlu dikonfirmasi juga untuk mengenal peserta didik dan keluarganya secara lebih dekat agar guru BK dapat mengetahui keadaan rumah dan keluarganya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun