Mohon tunggu...
danti melani
danti melani Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Amikom Purwokerto

Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Grebeg Maulud di Tengah Pandemi Covid-19, GKR Condrokirono: Tidak Mengurangi Nilai dari Upacara Biasanya

3 November 2020   20:31 Diperbarui: 3 November 2020   20:34 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster live streaming Ngobrolin Jogja

Grebeg Maulid atau lebih sering disebut dengan Grebeg adalah acara budaya yang rutin diadakan oleh Keraton Kasultanan Yogyakarta setiap bulan Rabiul Awal penanggalan Hijriyah. Hal ini sesuai dengan namanya maulid yang berarti hari lahir. Acara ini digelar untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Sesuai adatnya, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa kemudian serta bentuk sedekah Raja kepada rakyatnya, diadakan arak-arakan tujuh gunungan yang terdiri dari buah-buahan serta hasil panen di depan Keraton Yogyakarta.

Karena terkendala pandemi Covid-19, upacara Maulud tahun ini berbeda dengan tahun sebelum

Poster live streaming Ngobrolin Jogja
Poster live streaming Ngobrolin Jogja
nya. Tak hanya itu, acara ini hanya digelar di lingkungan keraton dan hanya diikuti oleh abdi dalem secara bergantian agar tidak berkerumun dan sesuai protokol kesehatan."Biasanya diikuti 250 orang langsung, ya kita bagi agar ada jarak. Dan kita juga pakai masker" jelas GKR Condrokirono.Tujuh gunungan yang biasanya diarak dan menjadi rebutan masyarakat Jogja, kini digantikan dengan 2.700 tangkai rengginang yang dibagikan kepada para abdi dalem, Puro Pakualaman, dan Kepatihan. Tak hanya itu, Keraton Yogyakarta juga membagikan udik-udik yang berisi beras, bunga, dan uang logam. Udik-udik tersebut dibungkus dalam kantong-kantong kecil.

Hal tersebut merupakan bukti bahwa Keraton Yogyakarta senantiasa konsisten menjaga pelestarian budaya meski dengan melakukan berbagai penyesuaian pada prosesi upacara adat yang dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

Meskipun upacara kali ini sangat berbeda dengan Grebeg Maulud tahun sebelumnya, hal ini tidak mengurangi nilai-nilai yang ada dalam upacara adat biasanya.
"Tidak mengurangi nilai dari upacara biasanya" papar GKR Condrokirono dalam podcast Ngobrolin Jogja yang diadakan secara live streaming melalui akun Instagram @humasjogja pada Selasa, 3 November 2020.
Tak hanya itu, dalam podcast tersebut juga membahas bagaimana aktivitas dan agenda Keraton di masa penyesuaian ditengah pandemi Covid-19. Seperti melakukan pembagian shift untuk para abdi dalem, mengubah kegiatan yang tadinya dilaksanakan secara langsung menjadi online atau virtual, bahkan meniadakan agenda kegiatan yang telah dilakukan secara rutin seperti latihan menari.
Sementara itu, dalam podcast episode 14 "Keistimewaan Yogyakarta di Masa Pandemi", juga dihadiri GKR Condrokirono (Penghageng KH Panitrapura), GKR Hayu (Penghageng Tepas Tandha Yekti), dan GKR Bendara (Penghageng Nitya Budaya) sebagai narasumber.
(Anggita Eva Mahasiswa ASMI Santa Maria Yogyakarta)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun