Apakah dengan mengucapkan Selamat Natal, anda yang mengucapkannya sudah masuk Kristen? Mari kita melihatnya dari perspektif kaum Nasrani.
Kapankah seseorang dianggap sudah beragama Kristen atau dengan kata lain sebagai pengikut Kristus? Apakah seseorang yang sering beribadah di gereja setiap hari Minggu sudah bisa dianggap beragama Kristen? Oh belum tentu! Karena kekristenan seseorang tidak dapat dilihat dari kehadirannya beribadah di gereja setiap hari Minggu. Karena seseorang yang belum dibaptis tidak dapat dianggap sebagai seorang Kristen. Seseorang yang hadir setiap minggu di gereja tetapi belum dibaptis dianggap hanya sebagai simpatisan belaka dan bukan pengikut Kristus. Oleh karena itu, orang yang belum dibaptis tidak dapat mengikuti ritual perjamuan kudus.
Jadi hanya orang yang sudah dibaptis saja yang layak disebut sebagai pengikut Kristus. Tetapi, walau pun sudah dibaptis  kadang-kadang masih ada gereja yang tidak mengakui orang tersebut sebagai pengikut Kristus. Lho kok bisa? Iya ada gereja-gereja yang hanya mengakui baptisan selam, jadi bagi saudara yang sudah mengikuti baptisan percik maka tidak akan diakui oleh gereja tersebut. Agar orang yang telah menerima baptisan percik dapat diakui di gereja tersebut maka orang tersebut harus dibaptis ulang dengan cara baptisan selam.
Jika yang sudah melakukan baptis percik saja bisa tidak diakui oleh gereja tertentu sebagai pengikut Kristus, bagaimana mungkin saudara yang hanya mengucapkan Selamat Natal sudah dianggap sebagai pengikut Kristus? Jangankan hanya mengucapkan Selamat Natal, Kalau pun anda setiap minggu mengikuti ibadah di gereja juga tidak akan dianggap sebagai seorang pengikut Kristus.
Jadi sah atau tidaknya seseorang sebagai pengikut Kristus atau Kristiani adalah baptisan. Bukan ucapan atau pun ibadah setiap minggu di gereja.
Hanya itu saja, agar yang belum paham dapat mengerti apa itu Kristen. Tulisan ini tidak memaksa saudara untuk mengucapkan selamat natal. Karena semuanya kembali kepada saudara masing-masing. Umat Kristiani sudah cukup berterima kasih jika masih diberikan kesempatan untuk merayakan natal secara damai dan hikmat. *** (danset)
