Mohon tunggu...
Danny Prasetyo
Danny Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik ingin berbagi cerita

Menulis adalah buah karya dari sebuah ide

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membangun Keberagaman Dimulai dari Literasi

22 Maret 2023   09:18 Diperbarui: 22 Maret 2023   09:37 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbeda itu indah dan harusnya saling melengkapi dan membangun satu sama lain. Bukankah setiap manusia juga diciptakan oleh Tuhan masing-masing berbeda dan unik, karena tidak ada manusia yang sama persis semuanya, bahkan yang kembar sekalipun.

Indonesia itu beragam dan terdiri dari suku, agama maupun ras yang berbeda-beda, oleh karenanya sikap saling menghargai yang harus dikembangkan dan bukan saling mencurigai. Inilah yang menjadi tema sentral dalam mengembangkan kerja sama lintas agama dan juga lintas kebudayaan.

Konflik horizontal yang terjadi antara suku maupun agama yang berbeda, tentu menjadi hal yang harus segera diselesaikan dan dicari solusi bersama, karena perbedaan itu tidak bisa dihindari. Menjadi sebuah pertanyaan yang kemudian muncul yaitu bagaimana agar perbedaan yang ada tidak menjadi runcing dan berujung pada konflik, tetapi justru menjadi sebuah kerja sama saling menghargai satu dengan lainnnya.

Literasi Keagamaan dan Lintas Budaya (LKLB) menjadi sebuah perintisan bagaimana mewujudkan kerja sama saling menghargai antara setiap orang yang berbeda secara agama, suku ataupun budaya. Tentu program ini layak untuk mendapat apresiasi dan dukungan dari segenap pihak yang ingin melihat terwujudnya persatuan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini.

Kerja sama dari Institut Leimena (organisasi yang terinspirasi dari tokoh nasional Johanes Leimena), bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham) RI ini menjadi wadah yang menyatukan guru-guru dari berbeda latar belakang agama untuk disatukan dalam program bersama Literasi Keagamaan dan Lintas Budaya atau LKLB.

Mengapa Guru ?

Pertanyaan ini mungkin akan muncul dari benak para pembaca, mengapa profesi guru yang dipilih untuk mengikuti program ini. Tentu bukan tanpa alasan, karena diakui atau tidak, seorang guru memiliki peran sangat besar khususnya dalam pembentukan pola pikir dan juga mindset generasi muda sebagai generasi masa depan bangsa.

Seperti kebangkitan sebuah bangsa yang kalah perang, maka yang dicari utama adalah profesi guru, karena merekalah yang menjadi kunci kemajuan sebuah bangsa di masa depan nantinya. Hal ini bukan berarti hanya profesi guru yang penting, tetapi bangsa yang maju ialah mereka yang juga sadar seberapa besar pentingnya pendidikan dan juga peran guru untuk mengubah mindset masyarakat yang dimulai dari lingkup sekolah.

Merancang pembelajaran yang berbasis kompetensi personal (menyadari diri sendiri) lalu dilanjutkan dengan kompetensi komparatif (membandingkan dengan sesama yang berbeda agama atau budaya) kemudian menjadikan itu sebagai kompetensi kolaboratif yaitu bekerja sama untuk membangun keberagama demi terwujudnya persatuan, inilah yang menjadi tujuan dari program ini. 

Sebelum kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam rencana pembelajaran inilah, konsep 3 kompetensi tadi yaitu kompetensi personal, komparatif dan juga kolaboratif dimasukkan dan juga dikaitkan dengan tujuan besar program ini yaitu supremasi hukum dan kebebasan beragama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun