Mohon tunggu...
Danny Prasetyo
Danny Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik ingin berbagi cerita

Menulis adalah buah karya dari sebuah ide

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sibuk atau Santai, Manakah Anda dalam Bekerja?

16 April 2022   13:18 Diperbarui: 16 April 2022   13:22 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhirnya terbit juga tulisan lagi setelah beberapa waktu berkutat dengan pekerjaan sebagai seorang pendidik. Tidak hanya mengajar tetapi juga mengerjakan administrasi pasca pembelajaran seperti membuat soal, mengkoreksi, membuat bahan pembelajaran dan hal lainnya seolah membuatku tak sempat menelurkan satu tulisan selama beberapa waktu.

Sibuk, seolah menjadi satu kata yang simpel diucapkan dan seringkali juga menjadi alasan untuk sebuah permakluman. Ketika kita tidak dapat mengerjakan satu bagian maka dengan mudah kata ini meluncur keluar dari mulut kita, dan orang yang mendengarnya pasti tidak akan mendebatnya.

Pertanyaan yang muncul di benak saya sebenarnya ialah apakah iya saya sesibuk yang dibayangkan oleh orang yang mendengar alasan ketika mengucapakan kata tersebut? Atau jangan-jangan, sibuk itu menjadi kata sakti yang saya berikan agar tidak perlu menjelaskan alasan sebenarnya?

"Sorry lagi sibuk dengan kerjaan, nanti saya kontak lagi ya?" Mungkin kalimat ini menjadi suatu hal yang seringkali menjadi alasan yang saya ungkapkan ketika rekan ada yang mengajak saya pergi. Bisa jadi memang beban pekerjaan sedang tinggi-tingginya (apalagi masa ujian sekolah siswa), namun bisa juga itu hanya sekedar alasan saya saja untuk tidak ingin pergi karena memilih di rumah saja.

Ketika mendengar orang mengucapkan kata sibuk, maka belum tentu orang itu benar-benar sibuk mengerjakan pekerjaannya secara maksimal. Hal ini bukan berarti bahwa dia tidak sedang bekerja, tetapi bisa jadi dia menjadi sibuk karena tidak bisa memanage atau mengatur waktu dengan baik.

Manakah yang lebih dikatakan sibuk, orang yang bekerja lembur sampai lebih dari 10-12 jam setiap hari atau seorang yang hanya bekerja 4 - 8 jam per hari? Tentu, sebagian kita akan menganggap bahwa mereka yang bekerja 10-12 jam sehari atau bahkan lebih adalah orang yang dikatakan sibuk, dibandingkan orang kedua. Pertanyaannya, benarkah demikian?

Tentu kita tidak bisa juga memberikan penilaian bahwa seorang yang bekerja lebih sedikit secara waktu dalam sehari mereka membuang waktunya dan bukan orang yang sibuk. Siapa tahu justru dengan waktu yang lebih sedikit, orang-orang ini dapat menghasilkan lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang bekerja seharian.

Prinsip Pareto 80/20, melintas di kepalaku ketika pertanyaan di atas muncul. Menurut Pareto, dengan hanya mengeluarkan tenaga sebanyak 20% maka kita dapat menghasilkan 80%, atau dengan mengeluarkan sedikit tetapi mendapat hasil yang lebih banyak.

"Masa iya bisa seperti itu?" Tentu pertanyaan ini langsung melintas di benak para pembaca ketika mendapat pernyataan tersebut. Hal ini karena mindset yang kita pahami adalah jika kita akan mendapat hasil lebih banyak, maka kita harus menjadi orang yang lebih sibuk dibandingkan yang lainnya.

Lo Kheng Hong, salah seorang investor saham yang cukup sukses di Indonesia justru makin bertambah kekayaannya ketika dia tidak lagi sibuk bekerja. Sebelum full menjadi investor, dirinya sempat bekerja di perbankan dan tentu saja kesibukan yang dilakukannya cukup tinggi, namun penghasilan maupun kekayaannya bukan didapat dari sibuknya dirinya saat bekerja, tetapi justru ketika menikmati santai sebagai seorang investor.

Hal tersebut berbanding terbalik ketika dirinya memutuskan menjadi full time investor dan lepas dari ke-sibuk-an sebagai pegawai. Membaca, bersantai dan tidur menjadi pekerjaan yang ditekuninya sebagai seorang investor yang menganut value investing atau berinvestasi dengan mencari nilai perusahaan yang bagus secara fundamental tetapi harganya masih rendah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun