Mohon tunggu...
Danny Prasetyo
Danny Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik ingin berbagi cerita

Menulis adalah buah karya dari sebuah ide

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Beli Sahamnya atau Menabungkan Uangnya?

20 November 2021   20:34 Diperbarui: 20 November 2021   20:37 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hemat pangkal kaya dan salah satu caranya untuk mencapai hal tersebut adalah menabung. Tentu bayangan kita adalah menabungkan uang kita di bank dan berharap akan mendapat bunga sehingga tabungan kita bertambah.

Menabung uang di bank memang menjadi slogan sejak penulis dulu masih sekolah. Hal tersebut merupakan suatu cara yang baik agar kita tidak menjadi pribadi yang konsumtif dan akhirnya akan menyesal di masa depan nantinya karena tidak memiliki tabungan.

Jika sebelumnya menabung itu dalam bentuk celengan entah itu ayam jago (mungkin yang tahu hal ini dan pernah mengalami, pasti angkatannya tidak jauh dengan penulis hehehe), atau juga dalam bentuk tabungan plastik lainnya yang setelah disobek bawahnya lalu dilem lagi dengan selotip.

Memang jika menabung di tabungan seperti yang penulis sebutkan sebelumnya, tentu tidak akan menambah uang yang dimiliki. Oleh karenanya, kemudian penulis tertarik untuk memindahkan tabungan ke bank dengan harapan akan mendapat bunga sehingga tabungan uang akan dapat bertambah.

Menariknya lagi, sejak beberapa tahun terakhir ini, slogan menabung sudah mulai berkembang dan tidak lagi menabung dalam bentuk uang tetapi dalam bentuk saham. Program yang dinamakan Yuk Nabung Saham, tentu menjadi hal yang bisa menarik banyak orang untuk makin "melek" dalam finansial literasi.

Penulis sendiri sedang belajar untuk mengenal berbagai instrumen investasi dan salah satunya ialah instrumen saham. Sebelumnya, seperti diceritakan di awal, penulis sudah mulai belajar menabung mulai dari celengan lalu ke bank, kemudian mencoba deposito, reksadana dan akhirnya mencoba juga berinvestasi di saham.

Jika mungkin para pembaca berpikir, wah pasti sudah memiliki banyak tabungan dan simpanan? Hehe belum karena lebih sering masih loss alias mendapat rugi, meski juga tetap pernah mendapatkan keuntungan.

Namun demikian, bagi penulis hal tersebut justru menjadi cambuk agar penulis makin belajar lagi dari berbagai sumber yang ada. Jadi ketika kita memulai sesuatu, maka kitapun harus memperlengkapi diri kita atau istilahnya investasi diri dahulu sebelum menginvestasikan dana kita.

 Menabungkan uang kita di sebuah bank dengan harapan akan mendapatkan bunganya, tentu menjadi salah satu motivasi yang baik. Akan tetapi, apabila kita sudah mulai belajar mengenal investasi, khususnya di instrumen sahamnya, maka akan lebih baik jika kita menabung saham untuk membeli saham banknya tersebut.

Hal ini tentu akan memberikan kita keuntungan ganda, diantaranya kita sekaligus sebagai pemegang saham dari bank tersebut. Jika bank yang kita beli sahamnya makin bertumbuh dan mendapatkan keuntungan maka kitapun akan mendapatkan keuntungan dari deviden sesuai jumlah saham yang kita miliki.

Bandingkan jika kita hanya menjadi nasabah saja dari bank tersebut, maka akan berbeda keuntungan yang kita dapat. Selain itu, dengan menjadi pemegang sahamnya (meski hanya pasif saja), maka makin untung perusahaan, makin besar pula nilai saham yang kita miliki ataupun juga deviden nantinya yang didapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun