Dari hal inilah, maka penulis berpendapat bahwa dalam menulis itu mungkin bisa belajar dari pelari marathon. Mereka tidak harus langsung tancap gas di awal, tapi juga menyadari bahwa menulis ini bukan pertandingan adu cepat tapi juga adu stamina dan konsistensi.
Pengalaman masa lalu penulis di atas, menjadikan cambuk bagi diri sendiri untuk konsisten menghasilkan tulisan tetapi juga tetap menjaga stamina. Maksudnya disini ialah penulis berharap dapat rutin menghasilkan tulisan minimal seminggu 1-2 kali (syukur-syukur bisa lebih) sembari juga terus menjaga konsistensi.
Bersyukur mulai awal tahun 2020 lalu, penulis sudah mulai "comeback" menulis lagi. Dari situlah, perlahan penulis mencoba belajar dari pelari marathon yaitu tetap menjaga stamina dan konsisten menulis (meski kadang masih gagal juga, misal 1 bulan tidak menghasilkan tulisan), namun minimal sudah ada niat dan motivasi untuk merubahnya.
Harapannya tentu penulis dapat lebih produktif tetapi juga konsisten. Jadi seperti berlari marathon demikianlah kita menulis, jangan tergesa-gesa atau semangat di awalnya saja, tetapi tetap jaga stamina untuk terus menulis sehingga dapat bertahan hingga akhir, karena akhir itu lebih baik daripada awalnya.
6 November 2021
-dny-