Menulis Itu Ibarat Suatu Perjalanan

Pernahkah anda melakukan sebuah perjalanan dari satu kota ke kota yang lainnya dengan menggunakan kendaraan pribadi? Pasti jawaban sebagian dari kita adalah pernah melakukannya, atau bahkan ada juga pembaca yang mungkin hampir setiap minggu melakukan perjalanan ke luar kota, karena tuntutan profesi. 

Melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lainnya mungkin adalah hobi yang dimiliki beberapa pembaca, seperti yang saya lihat dari salah seorang kawan saya. 

Dalam status di media sosialnya, kawan saya ini senang melakukan traveling atau perjalanan dengan menggunakan sepeda motornya. Jarak perjalanan yang dilakukan tidak hanya antar kota tapi sudah antar provinsi bahkan, karena dia sering berhenti di tempat yang menjadi ikon dari kota yang dikunjungi.

Kepuasan dalam melakukan perjalanan tanpa adanya beban dikejar waktu karena memang tidak terburu-buru, membuatnya bisa menikmati sebuah perjalanan tersebut. Ketika lelah mengendarai, tinggal cari tempat santai untuk beristirahat sambil meregangkan kaki dan menambah tenaga dengan makan di warung makan. 

Lalu apa hubungan perjalanan dari satu kota ke kota lainnya dengan menulis kalau begitu?

Seperti juga sebuah perjalanan, misal dengan menggunakan kendaraan tadi, maka menulis juga sebenarnya sebuah perjalanan. Ketika kita sedang bosan atau dikejar deadline pekerjaan, maka menulis menjadi bukan bagian dari prioritas. Padahal justru menulis itu bagi saya seperti sebuah oase dan bisa membuat pikiran saya kembali segar ketika di sela-sela deadline pekerjaan menumpuk, saya bisa menuangkan ide yang terlintas di kepala saya.

Meski demikian, ternyata bukan hal mudah untuk melakukan hal tersebut. Hal ini dikarenakan ketika saya sedang fokus dengan target pekerjaan maka biasanya mood yang saya miliki adalah untuk menyelesaikan pekerjaan saya tersebut. 

Namun ketika merenungkan kembali, maka saya makin menyadari bahwa ternyata ketika saya menuangkan ide menjadi sebuah tulisan, mungkin tidak langsung akan menjadi sebuah artikel tapi hanya ide-ide saja yang berseliweran dalam benak saya. 

Nah, ide-ide inilah yang saya coba untuk mencatatnya di gadget saya, sehingga ketika ada waktunya untuk menulis maka saya akan mengembangkan ide-ide tersebut menjadi sebuah tulisan.

Tentu hal yang saya lakukan itu jika dikaitkan dengan sebuah perjalanan bukan seperti perjalanan langsung sampai, tetapi banyak istirahatnya. Hal ini dikarenakan ketika mendapat ide, tidak langsung eksekusi tapi menunggu mood atau waktu dulu. 

Akan tetapi, terkadang ketika ide muncul daripada lupa, saya langsung ambil laptop dan mengetik lalu menuangkan dalam sebuah tulisan, seperti seorang yang mengendarai kendaraan langsung tancap gas tanpa beristirahat.