Mohon tunggu...
Danny Prasetyo
Danny Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik ingin berbagi cerita

Menulis adalah buah karya dari sebuah ide

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bicaralah dengan Tulisan

12 Februari 2020   17:10 Diperbarui: 12 Februari 2020   17:10 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Coba ngomong aja dan sampaikan secara langsung lewat lisan!" Begitu kalimat yang muncul ketika kita meminta kepada seseorang untuk sharing atau bercerita tentang apa yang dihadapi. Tentu dengan beragam karakter setiap orang yang ada, maka tidak semua akan mudah untuk bercerita secara lisan dengan sesama. Keunikan yang dimiliki setiap manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan membuat setiap kita memiliki cara yang berbeda dalam mengungkapkan apa yang dipikirkan atau mungkin dirasakan.

Bercerita atau berbicara secara lisan bagi sebagian besar orang bahkan sudah menjadi sebuah kebutuhan dan bukan lagi hanya sebatas keinginan. Ibaratnya jika tidak mengutarakan apa yang dirasakan atau dipikirkan maka dia bisa jadi stress sendiri dan malah akhirnya menjadi penyakit. Ketika menghadapi masalah, maka kecenderungan sebagian orang adalah ingin curhat atau mengungkapkan curahan hatinya kepada rekan atau sahabatnya. Harapannya, dengan bercerita maka mungkin dia akan mendapat masukan bagaimana penyelesaian dari masalah yang dihadapinya. 

Jika berbicara itu mudah, tidak demikian dengan menulis atau mengungkapkan pemikiran atau masalah melalui tulisan. Terkadang dengan berbicara kita bisa mengeluarkan ratusan kata dengan lancar, bahkan mungkin tanpa berpikir, tidak demikian jika kita menulis. Bercerita melalui tulisan tidak setiap orang yang mudah berbicara juga mudah dalam menuliskannya meskipun apa yang dibahas atau diceritakan merupakan tema yang sama. Salah satu contohnya saat saya sedang menulis artikel ini saja, tidak langsung dalam sekali menulis muncul ide karena ada tahapan berpikirnya.

Hal berbeda jika saya menceritakannya secara lisan dan berbicara maka dalam satu jam saja mungkin bisa seribu kata akan muncul tanpa kesulitan memikirkan kata apa yang akan saya ucapkan berikutnya. Namun, saat saya menulis maka saya harus memikirkan kata apa berikutnya yang akan saya munculkan dalam tulisan ini, apakah memiliki korelasi dengan kalimat sebelumnya atau tidak, bandingkan jika kita berbicara kadang bisa tidak menyambung dengan pembicaraan sebelumnya atau dengan mudah bisa berganti topik pembicaraan.

Perkataan kita bisa saja sambil lalu dan tidak terekam, namun tidak demikian dengan tulisan kita. Ibaratnya, tulisan yang kita buat menjadi sebuah artikel misalnya seperti di kompasiana ini, maka kita bisa melihatnya, meskipun sudah bertahun-tahun lalu. Saat saya melihat tulisan atau artikel yang saya buat 5 tahun lalu di kompasiana ini contohnya, kadang membuat saya bisa mengingat kembali momen-momen sewaktu menuliskannya. Tentu hal yang berbeda jika saya mengatakannya, karena perkataan kemarin saja belum tentu saya bisa mengingat semua yang saya bicarakan. 

Bicaralah dengan tulisan tentu mengajak kita agar memiliki "rekaman pribadi" apa yang pernah kita pikirkan atau juga rasakan, karena jika hanya secara lisan atau berbicara maka akan cepat hilang atau lupa. Menulis secara tidak langsung juga dapat menjadi tempat kita mengungkapkan curahan hati kita tidak hanya kepada orang-orang yang kita kenal, bahkan juga kepada orang yang tidak kita kenal. Ada orang yang tidak mudah bercerita lisan tentang masalahnya, namun tidak demikian jika dia menuliskannya, maka dengan mudah dia akan bisa menceritakan bahkan sampai mungkin rahasia masa lalu yang selama ini disimpannya. 

Berbicara dengan tulisan membuat apa yang kita tulis mungkin bisa menginspirasi orang yang membaca artikel kita. Tentu hal itu tidak berlaku jika kita berbicara, karena kita tidak mungkin bercerita rahasia kita dengan banyak orang lewat lisan atau berbicara, namun jika itu dalam bentuk tertulis akan berbeda hasilnya.

Tentu ini hanya pemikiran penulis sendiri, bagaimana dengan para kompasianer sendiri, apakah lebih mudah berbicara ataukah justru lebih mudah menuliskannya? 

12 Februari 2020

-dny-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun