Mohon tunggu...
Dani Wijaya
Dani Wijaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Keras

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kapitra Heran Soal Ancaman PBNU, KH Ma'ruf Amin yang Rekomendasikan Nama Mahfud MD ke Jokowi

15 Agustus 2018   16:50 Diperbarui: 15 Agustus 2018   16:54 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, 'buka-bukaan' soal alasan gagalnya menjadi calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo pada Pilpres 2019 mendatang. Hal itu disampaikannya di acara Indonesia Lawyer Club (ILC) TV One pada Selasa (14/8).

Menurutnya, salah satu sebab gagalnya dirinya itu karena adanya ancaman dari PBNU untuk tidak mendukung pemerintahan Presiden Jokowi mendatang bila tak ada orang NU di barisan cawapresnya. Dan, orang yang menyuruh salah satu fungsionaris PBNU untuk menyampaikan pernyataan itu adalah KH. Ma'ruf Amin.

Tentu saja kabar ini sontak memancing pembicaraan publik. Banyak pihak yang kemudian berspekulasi soal terpilihnya Rais 'Aam PBNU itu menjadi cawapres Jokowi.

Padahal, kenyataannya tak seperti itu. Kapitra Ampera justru menjadi saksi bahwa KH. Ma'ruf Amin yang memberikan rekomendasi Mahfud MD sebagai cawapres Jokowi pada Pilpres 2019.

Menurut Kapitra, dukungan itu disampaikan langsung Ma'ruf sehari sebelum Jokowi mengumumkan cawapresnya. Waktu itu, Kapitra bertanya kepada Kiai Ma'ruf mau jadi cawapres atau tidak, tapi Kiai Ma'ruf justru menjawab bahwa dirinya sudah merekomendasikan nama Mahfud MD sebagai cawapres Jokowi.

Mendengar jawaban itu, Kapitra pun langsung mengirim pesan teks atau SMS kepada Mahfud untuk menyampaikan selamat. Kapitra mengklaim mengirim pesan ke Mahfud pada pukul 11.00 WIB siang.

Dengan adanya pengakuan di ILC itu, Kapitra bermaksud menantang Mahfud MD untuk menunjukan HP-nya, dan disana pasti ada SMS darinya pada Rabu 8 Agustus siang. Tantangan dari Kapitra ini dikarenakan dirinya agak resah pimpinan tertinggi MUI itu disebut menggagalkan rencana Mahfud MD menjadi cawapres Jokowi.

Di sisi lain, pernyataan Mahfud MD tersebut bisa dikatakan tidak memiliki dasar bukti yang cukup karena tidak secara langsung diterima, melainkan didapatkan dari orang lain. Sebelumnya, Mahfud MD menerima kabar bahwa Kiai Ma'ruf yang menyuruh adanya pernyataan ancaman PBNU itu berasal dari Cak Imin, Ketua Umum PKB.

Kita sebaiknya mulai memeriksa setiap informasi yang diterima agar tidak menjadi kesimpulan yang salah. Kesalahan pada penyimpulan bisa berakibat fatal karena dapat mengarah ke fitnah dan ujaran kebencian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun