Mohon tunggu...
Dani Wijaya
Dani Wijaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Keras

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Koalisi Keumatan Ternyata Hanya Fatamorgana

15 Agustus 2018   13:59 Diperbarui: 15 Agustus 2018   13:59 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Selama ini koalisi pendukung Prabowo Subianto sering disebut sebagai koalisi keummatan. Mereka mengklaim dirinya adalah pembawa amanat ulama, dan akan memperjuangkan kepentingan umat Islam di Indonesia.

Namun, slogan itu ternyata dibantah oleh Ketua Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra. Menurutnya, Koalisi Keummatan itu hanyalah fatamorgana. Koalisi itu tidak pernah ada di alam nyata.

Buktinya, Partai Bulan Bintang tidak pernah terlibat di sana. Padahal PBB juga partai yang berbasis Islam. Yusril merasa gerah pasalnya nama partainya kerap dibawa-bawa namun dirinya tak pernah diajak bicara.

Sebelumnya, fungsionaris DPP PBB juga telah menghubungi Gerindra dan PAN sebagai penggawa koalisi keumatan yang digagas Rizieq Syihab. Namun kenyataannya justru tidak ada respon dari Gerindra dan PAN.

Partai-partai pengusung koalisi keummatan itu yakni Gerindra, PKS dan PAN juga tak pernah menunjukkan simpati kepada PBB. Sebaliknya menurut Yusril, partai-partai itu justru ingin PBB mati. Diakui oleh Yusril, simpati kepada PBB justru banyak hadir dari partai yang selama ini dianggap sekuler.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula, begitu pula yang dialami oleh Yusril. Aspirasinya sudah tak pernah direspon oleh koalisi keummatan, dirinya malah difitnah oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Ia difitnah Prabowo tak tidak bisa dihubungi karena sering berada di luar negeri. Sehingga tak diajak dalam koalisi keummatan itu. Parahnya, hingga kini tidak ada satupun aktivis PBB yang membela Yusril ketika dirinya difitnah.

Melalui pernyataan Yusril di atas, kini kita bisa paham bahwa koalisi keumatan yang digagas HRS hanyalah tameng Prabowo untuk meraup suara dari umat dan partai Islam.

Sekarang semua sudah terbukti bahwa Prabowo ternyata mengkhianati hasil Ijtima' ulama. Ia terang-terangan telah mengkhianati rekomendasi cawapres dari GNPF-U.

Koalisi keumatan yang dibangun HRS dan para sekutunya ternyata dianggap Prabowo tidak lebih penting dari Sandiaga Uno, yang memiliki banyak uang dan mampu membeli suara PAN serta PKS. Ujung-ujungnya ternyata hanya soal duit.

Sekarang kita bisa menilai mana yang memanfaatkan suara ulama dan umat Islam untuk kepentingan politik praktis. Oleh karena itu, ke depan jangan pernah percaya lagi bila pihak oposisi membawa-bawa nama umat Islam dalam kontestasi politik. Itu hanya fatamorgana saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun