Mohon tunggu...
Musyafa Danish Alfitra
Musyafa Danish Alfitra Mohon Tunggu... Duta Besar - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengaruh Globalisasi Terhadap Nasionalisme dan Patriotisme Pemuda

28 Desember 2022   15:15 Diperbarui: 28 Desember 2022   16:38 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Globalisasi dapat diartikan sebagai integrasi internasional atau proses mendunia suatu budaya yang bersifat terbuka sehingga dapat mudah diterima masyarakat. Globalisasi memiliki peran penting bagi kemajuan bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Namun banyaknya arus globalisasi yang masuk ke dalam Indonesia juga dapat menyebabkan pengaruh yang cukup besar bagi kebudayaan bahkan perilaku masyarakat.

Adanya globalisasi ini menimbulkan banyak dampak, baik positif maupun yang negatif. Kita dengan mudah merasakan dampak positifnya, hidup di era dimana semua serba canggih namun lupa memikirkan dampak negatif di dalamnya. Pengaruh negatif globalisasi perlu diperhatikan karena jika tidak, hal ini akan sedikit demi sedikit mengikis budaya yang ada di Indonesia bahkan menghilangkan rasa kecintaan terhadap negaranya sendiri.

Apabila melihat kondisi masyarakat saat ini, tak heran jika semua hal merupakan pengaruh dari globalisasi. Dari cara berbahasa, berprilaku , dan bergaya, semua hampir dipengaruhi globalisasi. Sebagai contoh, pemuda zaman sekarang akan merasa resah bila sebentar saja tidak memengang ponsel seakan-akan barang itu merupakan bagian hidup yang tak bisa dilepaskan.

Penggunaan ponsel memang tidak disalahkan, namun jika melihat kepada realita yang ada, kebanyakan pemuda memakai ponsel hanya sekedar untuk bermain game saja, mereka juga rela berjam-jam seharian hanya terpaku kepada ponsel. Hal ini membuat mereka bermalas-malasan dalam melakukan sesuatu sehingga pemuda sekarang cenderung individualistik dan merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktifitas. Sikap ini berisiko mengurangi semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial yang dapat berdampak buruk bagi pemuda yang akan meneruskan pejuangan dan cita-cita bangsa Indonesia.

Kemudian ditinjau dari segi bahasa, Menggunakan bahasa indonesia dicampuri dengan bahasa inggris atau biasa disebut "bahasa jaksel". Hal ini menjadi budaya yang seringkali ditemukan pada anak muda, mereka menganggap jika bahasa-bahasa tersebut terlihat keren, sehingga bahasa Indonesia dianggap sebelah mata.

Dari kasus ini pemuda harus mengingat kembali potongan kata dari sumpah pemuda yang berbunyi "Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia". Sumpah tersebut memiliki makna bahwa rakyat Indonesia ditegaskan untuk selalu menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia yang mana bahasa ini merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia.

Begitu pula perubahan pemuda dalam berprilaku, efek dari globalisasi ini menyebabkan pemuda berprilaku konsumtif. Banyaknya barang-barang asing yang masuk ke Indonesia menjadikan masyarakat khususnya pemuda kurang mencintai budaya-budaya lokal, mereka beranggapan bahwa menggunakan barang impor jauh lebih elegan dibandingkan dengan barang lokal.

Globalisasi akan bermanfaat apabila diinternalisasikan dengan baik. Seperti yang kita ketahui bahwa pemuda yang seringkali disebut dengan sebutan "Gen Z" sudah bukan lagi hidup di zaman dimana belum ada teknologi seperti sekarang. Pemuda dapat lebih mudah mengeksplorasi keingintahuan mereka di internet bahkan begitu luas aplikasi-aplikasi yang memfasilitasi pemuda agar berkarya dan berkreatifitas.

Digitalisasi di masa sekarang juga meningkatkan kesadaran pemuda untuk terus berkembang. Seperti banyaknya konten-konten anak muda yang menggunakan etnik lokal sebagai inspirasinya kemudian dibalutkan dengan modernisasi yang disebarluaskan di dunia maya sehingga mengundang daya tarik turis-turis asing yang melihatnya untuk datang ke Indonesia. Selain itu, hal tersebut juga sekaligus dapat meningkatkan citra baik bangsa Indonesia di kancah internasional.

Pemuda membutuhkan dukungan dari keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Jika apresiasi saja tidak ada bagaimana pemuda dapat termotivasi untuk terus mengembangkan bakatnya. Anak muda zaman sekarang cenderung mudah pundung karena selalu dihadapkan dengan hal-hal serba kemudahan.

Maka orang tua sangat berperan penting bagi tumbuh kembang anaknya, dengan menanamkan rasa Nasionalisme dan Patriotisme sejak kecil, mengenalkan budaya-budaya Indonesia, serta mengajarkan anak untuk selalu merawat tradidsi dan merespon modernisasi dengan baik, sehingga mereka tumbuh menjadi anak yang cinta kepada tanah air.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun