Ketika menonton film horor, hormon adrenalin dalam tubuh meningkat. Hormom tersebut bisa membuat seseorang bersemangat, responsif, dan waspada.
Penelitit dar Aarhus University di Denmark melakukan penelitian mengapa orang-orang senang menonton film horor. Penelitian ini melibatkan 100 orang partisipan yang diajak mengililingi 50 ruangan rumah hantu.
Peserta disematkan alat monitor detak jantung dan kamera untuk melihat reaksi mereka saat ketakutan.
Hasilnya terdapat bukti empiris tentang hubungan antara ketakutan, kenikmatan, dan gairah fisik dalam bentuk rekreasi ketakutan. Jika pengunjung merasa tidak takut, raut wajah mereka kecewa.
Sebaliknya, jika pengunjung takut maka ada reaksi seperti pingsan. Bagi yang tidak takut, ada kecenderungan untuk tidak memasuki rumah hantu karena tidak menakutkan. Sebaliknya, bagi mereka yang pingsan cenderung menghindari.
Selain itu, rasa takut juga menunjukkan denyut nadi yang meningkat. Naik turunnya denyut nadi dalam waktu singkat menunjukkan tanda bahwa hal itu menyenangkan.Â
Inilah yang membuat adrenalin seseorang meningkat. Sensasi inilah yang dicari oleh para penikmat film horor. Sensasi ini memberi efek yang menyenangkan bagi penikmat film horor. Tapi, bagi yang tidak suka akan menimbulkan trauma.