Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Potret Kehidupan ART dari Zaman Kolonialisme hingga Saat Ini

22 November 2021   09:46 Diperbarui: 28 November 2021   05:58 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang perempuan duduk di depan tungku dan tengah meniup bara api menggunakan selongsong bambu. Perempuan tersebut mengenakan pakaian tradisional Jawa, rambutnya disanggul dengan rapi. 

Di samping perempuan (tengah) terdapat seorang anak kecil yang tengah membawa kayu bakar. Tentu saja kayu bakar tersebut menjadi bahan bakar untuk memasak.

Di ujung paling kanan, ada seroang bapak yang tengah menyemir sepatu. Si bapak memakai baju, tapi kancingnya sengaja ia buka sehingga bagian dadanya terbuka. Si bapak terlihat memakai celana putih yang dibalut dengan sarung. 

Itulah gambaran kondisi ART yang bekerja pada orang Belanda pada tahun 1880-an. Lukisan di atas merupakan karya dari seorang Belanda bernama Josias Cornelis Rappard. Lukisan itu diselesaikan Rappard dalam kurun waktu 1880-1889. 

Pada masa itu, biasanya orang Belanda yang mempekerjakan pribumi sebagai pembantu terdiri dari satu keluarga. Ibu bertugas di bagian dapur, misalnya memasak, mencuci, dan urusan dapur lain. Anak bertugas membantu tugas ibu.

Sedangkan tugas seorang bapak biasanya lebih berat. Misalnya mengurus kebun, urusan keamanan, kusir dokar dan tugas berat lainnya. Pada masa itu, secara keseluruhan mereka disebut dengan babu atau jongos. 

Secara resmi, sejarah lahirnya pekerjaan ini tidak diketahui. Mungkin saja lahir setelah era perbudakan dihapus dari dunia ini. Para budak ini jelas tidak merdeka. 

Majikan berkuasa penuh atas budak dan bebas melakukan apapun. Bahkan, jual beli budak lazim pada saat itu. Si budak harus melayani tuannya setulus hati. 

Tidak hanya dalam urusan rumah tangga, terkadang seorang budak harus melayani majikan untuk urusan berahi. Setelah Abraham Lincoln memerangi sistem perbudakan, para budak ini merdeka dari tuannya dan bekerja diberi upah. 

Dari sinilah profesi pembantu alias ART muncul. Orang-0rang Belanda dikenal eksklusif, seorang bujang Belanda yang hidupnya biasa mungkin saja tidak akan sanggup mempekerjakan pembantu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun