Faktor pertama adalah gender, wanita biasanya memiliki attachment yang tinggi daripada lelaki. Wanita yang memelihara kucing akan merawatnya dengan setulus hati seperti pada anak sendiri.Â
Faktor kedua adalah jenis hewan yang dipelihara. Jenis hewan peliharaan juga bisa menentukan hubungan emosional antara majikan dengan hewan peliharaan.
Kebanyakan orang akan memelihara hewan lucu, misalnya kucing atau anjing. Tingkah menggemaskan hewan tersebut membuat hubungan majikan dan hewan peliharaan bisa terbangun. Lalu, apakah ayam termasuk lucu? Mungkin ini bisa didiskusikan nanti.
Faktor ketiga adalah lamanya merawat. Mungkin inilah faktor yang paling masuk akal mengapa hubungan emosional manusia dan hewan bisa tercipta.
Misalnya untuk kasus ayam broiler saya. Ayam tersebut tadinya hanya sekepal tangan, lalu tumbuh menjadi ayam yang siap panen. Untuk mencapai bobot lima kilogram jelas butuh waktu lama. Apalagi hanya diberi pakan ala anak polos.
Waktu memelihara yang lama itulah kemudian membuat hubungan emosional antara hewan peliharaan dan majikan bisa terbangun. Apalagi jika hewan itu lucu dan menggemaskan, kemudian kita merawatnya sejak kecil. Sudah pasti hubungan keduanya akan tercipta.
Di balik itu semua, ternayata memiliki hewan peliharaan memiliki manfaat bagi kita. Apa saja manfaaat tersebut?
Meningkatkan kekebalan tubuh
Manafaat ini akan terasa pada anak-anak. Anak yang tumbuh di lingkungan rumah dengan hewan peliharaan beresiko lebih rendah mengalami alergi, asma, hingga eksim.
Meskipun begitu, ada sebagian dari kita yang justru alergi dengan bulu hewan. Jika sudah begitu, sebaikanya konsultasi lebih dulu pada dokter.
Melepaskan stress
Memiliki hewan peliharaan bisa membuat kita senang dan melupakan masalah sejenak. Hal ini disebabkan karena ada hormon dopmain yang dilepaskan oleh otak.
Hormon tersebut memberi kita rasa bahagia. Tidak heran jika sebagain dari kita hobi membawa hewan peliharaan jalan-jalan setiap sore hari. Di sisi lain, ada kepuasaan tersendiri jika kita memiliki hewan peliharaan.