Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal "Catfishing", Pemalsuan Identitas Berkedok Cinta

24 Oktober 2021   12:33 Diperbarui: 12 Juni 2022   22:57 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "catfishing", pemalsuan identitas berkedok cinta. Sumber: pxfuel.com

Dalam menjawab hal ini, para pelaku catfishing biasanya ragu dan menjawab tidak dengan sungguh-sungguh. Mereka akan memberi jawaban yang memutar, bahkan kejelasan cerita itu sendiri kadang ngawur. 

Jangan berbagi identitas pribadi 

Jika si pelaku bertanya detail tentang identitas kita, seperti tabungan, no ktp, bahkam rekening, sebaiknya tolak. Itu adalah ciri paling umum penipuan.

Jika kita memberi informasi pribadi begitu detail, bukan tidak mungkin akan menjadi senjata bagi pelaku. Misalnya mengancam akan membocorkan data pribadi kita. 

Selain itu, kita juga harus tegas jika diminta foto telanjang pelaku. Itu bisa menjadi senjata andalan, tidak segan pelaku akan menyebarkan foto kita jika keinginannya tidak dipenuhi.

Jangan tergoda untuk transfer uang

Jika pelaku meminta transfer uang, kita patut curiga bahwa ia hanya menguras materi saja. Masa baru juga kenal dan belum pernah bertemu sudah berani minta uang. 

Jika sudah begitu, kita patut waspada. Bisa saja mereka adalah pelaku carfishing. Untuk itu, kita jangan tergesa-gesa jika diminta uang seperti itu. 

Itulah beberapa cara agar kita terhindar dari catfish. Perkembangan teknologi memang memberi kemudahan bagi kita bahkan untuk mencari pasangan hidup. 

Tapi, teknologi yang maju seperti pisau bermata dua. Di tangan orang yang tidak beretika, teknologi digunakan untuk melakukan tindakan yang tidak terpuji. Untuk itu, kita harus bijak dan tetap waspada. Salam.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun