Ada yang menyebut jerawat adalah tanda seseorang tengah jatuh cinta
Pendapat di atas mungkin ada benarnya. Jerawat umumnya muncul pada masa pubertas, di masa itu seseorang yang masuk masa puber mulai tertarik dengan lawan jenis. Jadi dari situlah ungkapan di atas muncul.
Alkisah sekitar tahun 2013, saya saat itu duduk di kelas 9 SMP. Tidak ada yang istimewa dari diri saya, saya tidak pintar, tidak nakal, tidak juga bodoh. Tipikal murid seperti ini biasanya jarang diingat oleh guru.Â
Guru hanya mengingat dua jenis murid, murid paling pintar dan murid paling nakal. Suatu ketika, mata saya dibuat kagum oleh seorang perempuan yang menurut penilaian saya cantik.Â
Sebut saja namanya Dela. Dela aktif di organisasi OSIS dan paskibra. Di sekolah saya, perempuan yang masuk paskibra memiliki kecantikan paripurna yang tidak perlu diragukan lagi.Â
Sayangnya, kondisi itu berbanding terbalik dengan kondisi saya. Bak bumi dan langit, saya tidak tahu diri saat itu. Tapi, apa daya perasaan itu sudah masuk ke dalam lubuk hati saya.
Sebagai seorang remaja yang dimabuk cinta, setiap Senin pagi saya bersemangat mengikuti upacara bendera. Tidak ada yang melebihi semangat saya, saya pun berdiri paling depan.Â
Tujuannya jelas, saya ingin melihat Dela yang menjadi petugas upacara. Saya tidak peduli dengan situasi di sekeliling saya. Saya hanya fokus pada satu petugas yaitu Dela.
Saya memang tidak bisa menggambarkan seseorang. Saya hanya bisa menggambarkan Dela dengan satu kata saja yaitu cantik. Namun, ketika tersenyum ada lesung pipit di pipinya.Â
Selain itu, rambut panjangnya ia biarkan terurai begitu saja. Rambutnya yang lurus menutupi keningnya. Ketika angin berhembus, maka wuss rambut hitam tersebut tertiup angin. Itu adalah pesona paripurna kecantikan Dela.Â