Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sejarah di Balik Lahirnya PON: Antitesis Olimpiade London 1948

30 September 2021   12:09 Diperbarui: 30 September 2021   12:27 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
OlahragaPembukaan- Pekan Olahraga Nasional (PON) VIII di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta Pusat. (Kompas/Ign Sunito)

Meskipun begitu, PON terus berlanjut dan tuan rumah yaitu Solo menjadi juara umum. Yogyakarta sendiri berada di posisi kedus. 

PON di Masa Kini

Ternyata ada nilai historis yang tinggi di balik lahirnya PON. Tentu ini menjadi pembelajaran untuk kita bahwa olahraga tidak hanya sekedar melatih fisik semata, tetapi harus digunakan sebagai alat pemersatu bangsa. 

Untuk saat ini, PON tidak hanya sebatas olahraga empat tahunan, tetapi harus menjadi perekat persatuan bangsa. Olahraga bisa menjadi salah satu perekat dari semua perbedaan yang ada di Indonesia. 

Olahraga terbukti mampu menumbuhkan rasa nasionalisme. Tengoklah ketika pasangan ganda puteri kita yang meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 kemarin. 

Semua orang larut dalam haru yang dibalut atas rasa cinta pada bangsa Indonesia. Selain itu, sangat penting bagi kita memakai olahraga sebagai sarana untuk menumbuhkan rasa nasinolisme.

Contoh di atas adalah salah satunya. Lewat olahraga, perbedaan seperti suku, ras, bahkan agama hilang dan berbaur menjadi satu yaitu Indonesia. 

Untuk itu, PON bukan hanya sekedar event olahraga semata. Akan tetapi sebagai sarana untuk merawat kebhinnkeaan dan rasa nasionalisme kita.

Contoh di atas sudah cukup membuktikan bahwa olahraga adalah alat ampuh untuk mempersatukan bangsa. Jangan sampai karena olahraga, rasa perstuan itu rusak. 

Pada dasarnya olahraga mengejarkan kita tentang disiplin, tanggung jawab, sportifitas, dan kerja sama. Tentu saja itu semua tidak melihat latar belakang kita apa. Itulah nilai filosofis dari olahraga. 

Jadi, sekian untuk artikel kali ini semoga bermanfaat. Akhir kata, salam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun