Orang yang mengejar keinginan terus menerus justru takut tidak bahagia, karena kerangka pikir bahagia itu sendiri adalah terpenuhi semua keinginan.
Tentunya sifat manusia yang serakah dan tidak puas hanya akan menambah keinginan yang baru jika salah satu keinginan telah tercapai. Intinya ya sederhana saja. Begitu kiranya.
Diam dan tidak melakukan apapun memang erat dengan konsep spiritual. Di ajaran agama islam ada waktu yang yang tepat untuk berdoa dan berdzikir untuk mendekatkan pada sang Pencipta.
Tentu saja di waktu sepertiga malam, misalnya ibadah yang dilakukan adalah tahajud atau shalat sunah lainnya. Heningnya malam tentu membuat ibadah semakin khusyuk, dan pikiran tentu menjadi tenang.
Di sepertiga malam inilah kita benar-benar menikmati apa itu ibadah. Tentu berbeda dengan shalat dzuhur saat istirahat bekerja, pikiran kita hanya terpaku pada tugas.
Apalagi, ketika shalat lupa menyimpan kunci motor di mana. Alhasil ketika shalat hanya memikirkan kunci motor di mana. Shlat menjadi tidsk khusyuk dan ingin segera selesai.Â
Nah ada satu lagi untuk tidak melakukan apapun, yaitu nyepi. Lihatlah ketika hari nyepi di Bali, semua aktivitas tidak dilakukan seperti hari-hari biasa. Selama 24 jam, umat Hindu melakukan nyepi dan tidak melalukan aktivitas fisik.
Jadi, tidak selamanya diam dan tidak melakukan apapun disebut dengan malas. Justru diam dan tidak melakukan apapun di sini ya untuk meningkatkan kualitas kita entah itu dari sisi spiritual maupun aspek lainnya.
Jadi cobalah salah satu cara di atas. Bagi umat islam tentu tinggal bangun di spertiga malam saja. Hanya saja untuk bisa bangun itulah menjadi tantangan tersendiri sehingga ibadah disepertiga malam terasa berat.