Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mencoba Menafsirkan Pesan di Balik Baliho para Politisi

13 Agustus 2021   15:01 Diperbarui: 13 Agustus 2021   15:02 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para politisi saling berlomba memasang baliho di sepanjang jalan. Via: instagram.com/cnnindonesia

Entah ada angin apa dengan topik pilihan hari ini. Topik pilihan yang jarang muncul kini kembali, yaitu topik politik. Meskipun bagi saya topik ini lebih pada cara sang politisi memperkenalkan dirinya. 

Terakhir ada topik yang seperti ini adalah bahas reshuffle kabinet. Saat itu dua kementerian melakukan fuhsion (bahasa dragon ball) menjadi Kemendikbudrsitek.  

Meskipun tulisan saya standar, bukan dari seorang pakar, tetapi dari dulu saya memang tertarik dengan dunia yang satu ini. Untuk bahasan kali ini cukup aktual, meskipun tertinggal beberapa hari ke belakang. 

Meskipun pemilu masih lama, tetapi suasananya sudah terasa saat ini. Entah siapa yang memulai duluan, para politisi saling belomba memasang baliho di sepanjang jalan. 

Baliho memang masih digunakan sebagai salah satu cara promosi. Baik itu produk maupun individu. Jika yang terpasang di baliho itu suatu produk, tentu ada sebuah pesan alias jargon untuk menarik perhatian konsumen. 

Sebut saja untuk produk kecantikan. Biasanya jargon yang dipakai seperti ini, "cerahkan harimu dengan memakai produk ajaib ini." Model yang dipakai jelas mereka yang "cerah" wajahnya.

Pesannya mungkin begini, kalo mau kulitnya putih (putih berarti cantik) ya pake produk ini. Atau iklan pasta gigi,"tunjukkan senyumanmu." Sang model memegang pasta gigi sambil tersenyum menunjukkan gigi putihnya.

Hal tersebut untuk menarik perhatian agar masyarakat membeli pasta gigi. Saya juga punya jargon, "tanpa kami anda polos." Maksudnya saya punya usaha sablon, tanpa tukang sablon baju anda pasti polos. 

Begitu juga dengan para politisi, tentu saja pemasangan baliho ya mau tidak mau, diakui atau tidak, suka atau tidak, agar sang politisi tersebut bisa dikenal oleh masyarakat secara luas. 

Sang politisi memasang foto gagahnya, kemudian ada pesan di baliho tersebut. Karena ini politisi, maka pesan-pesan tersebut begitu kental dengan kebangsaan, persatuan, dan sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun