Hampir 5 Tahun di Kompasiana, Apakah Saya Termasuk Senior?

Sertifikat yang dikirim admin. (dokumen pribadi) 

Padahal, akun saya belum tervalidasi. Selama tiga tahun akun saya tanpa cetang hijau. Karena saya memang tidak melakukan validasi. Baru pada akhir 2020, saya mencoba validasi akun saya. 

Akhirnya centang hijau didapat. 50an artikel hanya 1 headline saja. Miris sekali bukan. Awal 2021, karena pandemi yang tidak berhenti, saya mulai aktif menulis. 

Dari Februari sampai sekarang saya sudah menulis 225 dengan ini 226. Pilihan 201, jika ini jadi pilihan nambah satu 202. Headline sendiri 18. Lama juga ternyata saya berada di sini. 

Tetapi, karena kurang aktif ya gini-gini aja to. Biasa aja, bahkan sekarang pun biasa saja. Saya tidak tahu, apakah saya termasuk senior atau bukan. Ah gak mau klaim itu sih. 

Jika dihitung dengan waktu, bisa saja masuk senior. Jika dilihat dari keaktifan, saya kira tidak. Untuk itu, di antara kompasianer lain saya memilih menjadi silent reader aja. Atau biar lebih keren pengamat kompasianer. 

Ya pengamat karena memang mengamati, tapi jangan samakan dengan pengamat politik atau hukum. Bukan rahasia lagi, di blog ini beberapa artikel begitu banyak bermunculan jenisnya.

Entah itu humor, bahkan saling sindir menyindir. Ada yang bilang kompasiana ini gak seasyik dulu, ada ketimpangan pembaca antara manga dibanding artikel lain. 

Ah saya tidak protes, karena saya memang menulis di kategori ini. Alasan menulis manga dan anime, ya karena ada kategori hiburan di situ. Karena emang suka anime yaudah bahas aja. 

Kemudian ada yang bilang juga, sekarang HL kompasiana jarang diisi politik atau ekonomi lagi. HL diisi seputar hal yang gak terlalu penting. Apalagi cinta segitiga. Ya saya gak tahu kategori HL itu kaya gimana. 

Di sisi lain, saya juga merasa setuju. Artikel hukum saya yang terakhir nyantol jadi HL saat bahas ART. Setelah itu, saya jadi malas nulis aritikel hukum di sini. Biasanya saya memilih platform lain yang memang pas untuk artikel itu.