Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Kisah Yusra Mardini, Atlet Renang yang Sebrangi Lautan Demi Selamatkan Diri

27 Juli 2021   09:59 Diperbarui: 27 Juli 2021   10:28 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yusra Mardini, salah satu atlet pengungsi di Olimpiade Tokyo 2020 yang bertanding di cabang olahraga renang.  Sumber: instagram.com/yusramardini

Baca juga artikel lainnya: Mengapa Ada Negara "ROC" di Olimpiade Tokyo 2020?

Atlet dari tim pengungsi bernama Yusra Mardini yang merupakan atlet renang perempuan asal Suriah, dipilih sebagai pembawa bendera dari tim pengungsi di Olimpiade Tokyo 2020.

Yusra Mardini yang tergabung dalam tim pengungsi dipercaya membawa bendera pada pembukaan olimpiade Tokyo 2020. sumber: m.bola.com
Yusra Mardini yang tergabung dalam tim pengungsi dipercaya membawa bendera pada pembukaan olimpiade Tokyo 2020. sumber: m.bola.com

Jalan yang ditempuh perenang cantik tersebut untuk tampil di olimpiade tidak mudah. Suriah yang dilanda perang sipil panjang sampai saat ini, membuatnya memilih untuk melarikan diri dari tempat kelahirannya. 

Itulah cara terbaik untuk menyelamatkan diri dari perang tersebut. Tidak ada cara lain untuk selamat selain meninggalkan kampung halamannya. Tempat di mana ia lahir dan dibesarkan. 

Yusra memang sudah mulai berenang sejak usia 3 tahun. Bahkan, pada tahun 2012 dirinya masih menjadi pemegang rekor nasional Suriah gaya bebas 400 meter dengan waktu 4.56,66 menit.

Namun, bakat berenang tersebut harus terkubur oleh perang sipil yang tidak berekesudahan tersebut. Di kampung halamannya di Damskus Yusra menyaksikan sebuah granat jatuh di atap kolam renang tempat dia berlatih.

Yusra selamat, karena granat tersebut masuk ke dalam air dan tidak meledak. Bisa dibayangkan bukan bagaimana kondisi saat itu. Selamat dari ancaman yang tidak terduga sama sekali. 

Pada tahun 2015, Yusra bersama saudara perempuannya memutuskan untuk meninggalkan Suriah secara illegal alias menjadi imigran gelap. Itulah satu-satunya cara agar selamat dari perang sipil tersebut.

Yusra bersama saudaranya berencana pergi ke Yunani menggunakan sekoci karet. Sekoci tersebut sejatinya hanya memuat maksimal 7 orang penumpang.

Akan tetapi, jumlah pengungsi yang menggunakan sekoci tersebut melebihi kapastias. Akibatnya, di tengah perjalanan tersebut mesin kapal mati dan tidak berfungsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun