Si bapak yang pura-pura jatuh turun dan berjalan tanpa rasa sakit. Kemudian si lelaki pembawa tas turun, tidak berselang lama satu temannya yang duduk di depan pintu keluar angkot turun.
Dan satu lagi, seorang yang duduk di depan bersama supir ikut turun. Jadi itulah modus para pencopet yang saya alami. Si orang pertama sengaja duduk di depan bersama supir agar kursi di belakang penuh.Â
Kemudian, satu orang yang duduk di depan pintu keluar angkot sengaja duduk di sana agar tempat duduk penuh. Satu lagi, si lelaki yang membawa tas sengaja duduk di samping korban. Kemudian si bapak-bapak yang pura-pura jatuh tepat duduk di dekat korban.
Si bapak-bapak yang pura-pura jatuh pasti akan duduk di dekat si lelaki pembawa tas. Sebab si lelaki inilah pencari target alias korban. Nah mereka berdualah yang menjalankan aksinya. Sementara dua orang lain, mengawasi agar aksi tersebut berjalan lancar.Â
Aksi pencopetan tersebut memang sudah direncanakan. Tidak mungkin tunggal. Akan berbahaya juga jika di dalam angkot hanya komplotan pencopet, jika melawan ya sudah tahu risikonya seperti apa.Â
Lebih baik kita sendiri yang harus menjaga diri. Ketika naik angkutan umum, jangan menggunakan pakaian atau perhiasan mencolok. Sebisa mungkin dompet disimpan di tempat aman.Â
Nah sebaiknya, ketika hendak naik angkutan umum. Gunakan uang pas, jangan sekali-kali ketika membayar ongkos kita mengeluarkan dompet di depan umum.Â
Itu hanya akan mengundang kejahatan. Itulah yang saya lalukan ketika kuliah dulu. Saya sengaja menukarkan uang menjadi recehan. Itu disiapkan untuk membayar ongkos. Jadi ketika membayar ongkos, saya selalu membayarnya dengan uang pas.Â
Nah mungkin itulah pengalaman yang bisa saya bagikan di sini. Semoga tulisan saya ini bisa memberikan manfaat.Â