Konflik yang terjadi di tanah suci Yerusalem berhasil menyita atensi warga dunia. Konflik yang terjadi pada bulan ramadhan silam tersebut memakan banyak korban berjatuhan.
Tidak ada yang diuntungkan dari konflik tersebut. Kedua negara harus mengalami kerugian dari sisi materil maupun korban jiwa. Hidup di bawah konflik jelas tidak aman.Â
Kata damai dan perdamaian seperti utopia. Meskipun beberapa negara mendesak agar konflik tersebut segera diakhiri, tetap saja tidak ada jalan temu yang bisa menyatukan kepentingan dua negara tersebut.Â
Desakan dari beberapa negara untuk mengehentikan agresi semakin kencang. Hal tersebut diutarakan oleh beberapa pemimpin dunia, khususnya negara Arab.Â
Indonesia sendiri terus konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. Presiden Joko Widodo dengan tegas menyatakan bahwa agresi yang dilakukan Israel terhadap Palestina harus dihentikan.Â
Jokowi dinilai lebih tegas dibandingkan Presiden Turki Erdogan. Erdogan begitu berapi-api mengutuk Israel, bahkan menuding Presiden AS Joe Biden mengukir sejarah dengan tangan berdarah karena memasok senjata kepada Israel.Â
Hal tersebut dianggap pepesan kosong, buktinya Turki masih melakukan kerjasama diplomatik dengan Israel. Berbeda dengan Indonesia yang sampai saat ini tidak membuka hubungan diplomatik.Â
Akhirnya desakan dari berbagai negara tersebut berbuah hasil. Baik Israel dan Palestina sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Hal yang paling logis untuk saat ini, meskipun hal itu tidak mengakhiri konflik.Â
Gencatan senjata harus segera dilakukan untuk menekan jumlah korban berjatuhan. Pilihan yang logis untuk saat ini sembari mencari jalan keluar untuk menyelesaikan konflik.Â
Dilansir dari Yahoo Indonesia, pada Jumat 21 Mei 2021, kepastian gencatan senjata berasal dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan kabinet keamanan menerima rekomendasi dari Mesir untuk gencatan senjata.