Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menutup Telinga adalah Cara Terbaik Menyikapi Ocehan Tetangga

1 Mei 2021   14:57 Diperbarui: 1 Mei 2021   15:05 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menutup telinga dari ocehan tetangga. Via journal.sociolla.com

Ocehan-ocehan tetangga terkadang menganggu. Apalagi jika sudah menyangkut karier. Seseorang apalagi lelaki di mana kariernya tersendat pasti akan menjadi bahan ocehan tetangga. 

Ucapan-ucapan yang menjatuhkan mental kerap kali muncul. Padahal untuk urusan pribadi, entah itu karier, pernikahan, sepenuhnya urusan kita sendiri. 

Lebih jauh dari itu, terkadang ada satu ucapan yang mengaitkan ini dengan takdir. Garis tangan keluarga. "Ya wajar toh dia begitu kariernya pas-pasan, toh keluarganya juga sama nasibnya. Gak akan jauh". 

Perkataan tersebut seakan-akan kita harus pasrah dengan takdir. Segala sesuatu rasanya sudah ditentukan dari sana. Tetapi melupakan usaha dan kerja keras. 

Budaya masyarakat kita yang memang tidak individualistis menyebabkan ini semua. Urusan kita terkadang menjadi urusan orang lain. Terkadang kita dituntut untuk memenuhi standar yang seakan-akan telah ditetapkan di masyarakat. 

Contohnya, ketika selesai pendidikan idealnya melanjutkan kerja, kemudian masuk ke jenjang pernikahan, setelah menikah punya anak, dan seterusnya.

Jika itu tidak sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan di lingkungan masyarakat, maka akan menjadi gonjang-ganjing dan obrolan di masyarakat. 

Padahal setiap orang mempunyai garis waktu untuk mengapai sesuatu. Tuntutan tersebut tidak bisa disematkan kepada setiap orang.

Karena pada dasarnya semua orang mempunyai proses tersendiri dalam mencapai tujuan hidupnya. Dan setiap orang tidak sama tentang proses ini, ada yang cepat ada yang bejalan perlahan.

Lalu bagaimana cara menyikapinya? Simpel saja, bagi saya setiap orang mempunyai kebebasan berpikir. Melalukan penilaian terhadap sesuatu dan sebagainya, termasuk menilai diri kita. Itu adalah hal yang tidak bisa diganggu gugat. 

Kita juga tidak bisa dalam memenuhi kebutuhan hidup harus didasarkan pada tuntutan masyarakat. Meskipun manusia makhluk sosial, tetapi adakalanya kita bisa menjadi makhluk individu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun