Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menutup Telinga adalah Cara Terbaik Menyikapi Ocehan Tetangga

1 Mei 2021   14:57 Diperbarui: 1 Mei 2021   15:05 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menutup telinga dari ocehan tetangga. Via journal.sociolla.com

Manusia bisa dikatakan lahir ke dunia dalam kondisi prematur. Berbeda dengan makhluk hidup lain yang ketika lahir sudah bisa bertahan hidup sendiri. Manusia tidak bisa melakukan itu. 

Manusia membutuhkan manusia lain untuk bisa tetap bertahan hidup. Oleh karenanya, Aristoteles menjuluki manusia dengan zoon politicon.

Sebagai  makhluk sosial, tentunya manusia dalam kesehariannya akan terus berinteraksi. Mulai dari lingkungan keluarga hingga lingkungan masyarakat. 

Terkadang di dalam interaksi tersebut, seringkali dibumbui dengan konflik kecil antar sesama. Misalnya ocehan tetangga yang mengganggu. 

Tetangga merupakan kerabat terdekat, ia tidak terikat oleh hubungan darah. Tetapi  rasa persahabatan tumbuh karena wilayah tempat tinggal yang berdekatan. Tetangga pun bermacam-macam jenisnya. 

Biasanya jenis tetangga yang paling lumrah dan ada di seluruh Indonesia adalah mereka yang menyukai ghibah. Gibah alias ngomongin orang alias gosip biasanya muncul di kalangan ibu-ibu, meskipun tidak sedikit muncul di kalangan bapak-bapak. 

Tempat paling aktual dan informatif saat menggibah adalah saat membeli sayuran. Biasanya setiap pagi, para ibu berbondong-bondong membeli sayur yang dijajakan oleh penjual.

Di sinilah tempat teraktual untuk ghibah, beritanya A1. Selain tangan yang sibuk memilih sayuran, di sisi lain ghibah juga semakin sibuk. Itulah tempat breaking news ghibah. 

Semua hal bisa menjadi omongan tetangga, entah itu hal baik apalagi hal buruk. Keluarga yang hidup rukun dan harmonis pun tidak akan lepas dari omongan tetangga. 

Apalagi jika keluarga itu tidak harmonis. Mungkin itu akan menjadi topik terhangat untuk obrolan saat berbelanja sayuran. 

Kita semua adalah objek pengamatan dari tetangga terdekat. Apalagi jika citra kita di masyarakat tidak baik, dari ujung rambut sampai ujung kaki pasti menjadi buah bibir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun