Selain itu, Paris Saint Germain juga menolak usulan tersebut, mengingat bos klub asal kota Paris tersebut merupakan bagian dari UEFA dan bos dari beIN Media Grup yang memegang penuh hak siar Liga Champons.
Ide pembentukkan tersebut jelas ditentang, Federasi Sepak Bola Inggris juga menentang ide ini. Bahkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menolak usulan ini, menurutnya kompetisi tersebut sangat membahayakan sepakbola.
Penolakan juga datang dari UEFA selaku federasi sepakbola tertinggi Eropa. Bahkan UEFA mengancam klub yang terlibat dalam European Super League akan disanksi, sanksi tersebut klub tidak boleh mengikuti turnamen remsi baik itu di Eropa maupun dunia.
UEFA bahkan mengancam pemain yang ikut dalam turnamen tersebut dilarang untuk membela tim nasional negaranya.Â
Rencananya, kompetisi tersebut akan diikuti oleh 20 klub yang berpartisipasi. 15 diantaranya adalah klub pendiri dan 5 tim tambahan. Mekanisme lima tim lain untuk lolos adalah berdasarkan pencapaian setiap tahun berdasarkan pencapaian musim sebelumnya.
Pertandingan sendiri akan digelar tengah pekan dengan semua klub yang berpartisipasi terus bersaing di liga masing-masing, dengan dalih mempertahankan kalender pertandingan domestik tradisional.
Musim pertama ESL akan digelar pada Agustus. 20 klub yang tampil akan dibagi ke dalam dua grup sehingga dalam satu grup terdiri dari 10 klub. Fase grup juga akan dilaksankan dengan konsep tandang dan kandang.
3 klub teratas dalam grup otomatis lolos ke perempat final. Sementara itu untuk peringkat keempat dan kelima akan menjalani play off guna memperebutkan tiket perempat final dengan sistem dua leg.
Setelah babak 8 besar, pertandingan akan dilaksanakan dengan format sistem gugur, tetapi masih menggunakan sistem kandang tandang sampai dengan semi final, dan partai final ditentukan dengan pertandingan tunggal.
Klub pendiri tersebut jelas merupakan klub elit dalam liga masing-masing, mungkin di Eropa. Bukan tidak mungkin kompetisi yang akan digelar nanti bisa menghasilkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan ikut berpartisipasi dalam Liga Champions di bawah naungan UEFA.
Menururt laporan The New York Times yang dikutip melalui tirto.id, kompetisi tersebut akan memberikan penghasilan yang besar bagi klub elit eropa tersebut. Dalam Liga Champions dan Liga Eropa memang banyak sponsor, tetapi harus dibagi kepada klub kecil dari tiap negara.