Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Pengalaman Berbincang dengan Warga Binaan di Nusakambangan

29 Maret 2021   12:56 Diperbarui: 29 Maret 2021   20:52 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Depan pintu masuk lapas Nusakambangan. Dokumen pribadi

Ketika kami semua sudah siap, kami bergegas menghampiri para warga binaan untuk berdialog. Para warga binaan memandang kami dengan penuh rasa tanda tanya, ada juga yang memandang dengan tatapan yang tajam, saya tidak berani menatap balik, hanya menundukkan kepala saja. 

Ada juga yang memandang dengan tatapan liar ketika melihat para teman perempuan saya, matanya begitu menyala, untuk itu sebelum masuk ke lapas, para dosen mengingatkan agar perempuan memakai baju yang longgar, jangan memakai baju yang menunjukkan bentuk tubuh. 

Saya jadi berpikir mengapa mereka menatap perempuan seperti itu, kemudian saya hanya bisa merenung tentang kondisi di sini di tengah pulau yang jauh, bertahun-tahun di sana tanpa melihat perempuan, mungkin begitu. 

Atau ada yang sudah beristri tetapi selama bertahun-tahun tidak bertemu dengan istrinya, tentunya mereka juga manusia, yang sudah berumah tangga tentunya tidak hanya kebutuhan lahir, tetapi kebutuhan biologis pun harus dipenuhi. 

Ternyata hal tersebut juga sama terjadi di lapas yang dihuni perempuan, ini yang dialami ketika berkunjung ke Sukamiskin, semuanya begitu. Ya wajar menurut saya, itu natural. 

Kemudian kelompok saya menemui seorang bapak, dengan memaki kaus warna biru, celana pendek, dan tidak memakai alas kaki. Kelompok kami memutuskan untuk berdialog dengan bapak tersebut. 

Kelompok penulis ketika berdialog dengan warga binaan. Dokumen pribadi.
Kelompok penulis ketika berdialog dengan warga binaan. Dokumen pribadi.

Dialog dimulai dengan perkenalan diri, dan menceritakan kronologi mengapa bisa sampai di Nusakambangan. Si bapak berceritera bahwa dia berasal dari Belitung, umurnya 50 tahunan dan sudah cerai dengan istrinya. 

Si bapak kemudian pergi ke Jakarta, tetapi di sana justru menjadi kurir narkoba. Kemudian si bapak menjelaskan, selama menjadi kurir, seperti main kucing-kucingan dengan petugas BNN, dan akhirnya tertangkap juga. 

Si bapak tertangkap di Jakarta dengan barang bukti 4 telefon, dan 2 laptop, serta sabu-sabu, saya lupa lagi besaranya, tetapi di atas satu kilo, dan pil ekstasi yang berjumlah ribuan. Saya tidak menyangka di balik fisiknya yang bersifat kebapakaan ternyata memilih perbuatan hal yang salah. 

Kemudian dia berbicara tentang proses ditangkap sampai ke pengadilan. Sekilas timbul pertanyaan bagaimana bapak diperlakukan oleh penegak hukum selama proses BAP sampai persidangan, si bapak kemudian menjawab, "Alhamdulillah saya diperlakukan dengan baik".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun