Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dari The New Normal Sampai Indonesia Terserah

19 Mei 2020   18:07 Diperbarui: 19 Mei 2020   18:20 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: kompas.com

Kebijakan PSBB seakan tidak dihiraukan lagi, pasar kembali ramai, jalanan kembali macet, jadi ada keserasian tersendiri antara konsep new normal dengan bebalnya sebagian masyarakat Indonesia.

Padahal, hal demikian dinilai tidak menghargai usaha keras dari tenaga medis demi kepentingan kita semua. Banyak kermunan terjadi, ini bisa dilihat di lingkungan sekitar penulis di mana mini market malah kian ramai di tengah konsep PSBB ini, jadi tidak ada salahnya juga netizen menyatakan Indonesia Terserah.

Di saat orang lain mengurung diri ini malah asyik berbelenja, jadi terserah kalian lah, sudah capek, mungkin begitu keluhan sebagian orang yang kecewa dengan kondisi yang kontradiktif antara kebijakan dan kenyataan.

Lantas, apakah pilihan new normal ini pilihan yang terbaik untuk mengatasi itu semua? Mengatasi kondisi ekonomi dan bebalnya sebagian masyarakat yang tidak mengindahkan peraturan yang dibuat pemerintah?

Perlu diingat, ancaman Covid-19 ini belum usai, hingga tulisan ini dimuat positif kasus positif 18.496, sembuh 4.467 dan meninggal 1.221 (covid19.go.id). Meskipun angka sembuh terus meningkat, tetapi angak positif juga terus meningkat, sehingga kondisi belum benar-benar aman, untuk itu harus tetap waspada.

Hal yang perlu diingat adalah orang tanpa gejala, meraka bisa saja menularkan virus kepada orang lain, apalagi dengan adanya konsep new normal ini. Sehingga protokol kesehatan harus benar-benar dilakukan, pertanyaannya apakah kita melakukan itu di temgah sebagian masyarakat yang bebal ini? Ah saya juga tidak tahu. Sekian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun