Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Generasi Apatis yang Kurang Kritis

2 Februari 2018   01:22 Diperbarui: 2 Februari 2018   01:30 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa depan suatu negara ditentukan oleh generasi muda yang ada pada masa sekarang. Oleh karenanya, perlu kiranya untuk membimbing generasi muda kita ke arah yang lebih baik. Generasi muda pada saat ini adalah calon pemimpin di masa yang akan datang. Entah itu pemimpin untuk diri sendiri maupun pemimpin negara.  Bangsa ini akan ditentukan nasibnya dikemudian hari oleh keadaan para generasi muda pada saat ini.

Jika keadaan generasi yang sekarang kacau, entah apa jadinya negara ini ke depannya. Sekarang adalah era globalisasi, dimana kemajuan informasi dan teknologi adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa ditolak. Mau tidak mau kita harus menerimanya. Sayangnya arus informasi yang begitu cepat akan mempengaruhi pola pikir dari generasi muda kita.

Banyak budaya luar yang masuk dan tidak difilter. Mereka tidak bisa memilih dan memilah mana saja budaya yang baik dan mana budaya yang buruk. Atau jika tidak mengikuti arus tersebut maka akan dicap sebagai anak kurang pergaulan. Padahal dengan tidak disaringnya informasi tersebut, identitas kita sebagai bangsa Indonesia akan hilang. Mereka akan lebih mengetahui budaya luar daripada budaya mereka sendiri, mereka akan lebih menyanangi budaya luar daripada budaya bangsa sendiri. Mereka kehilangan jati diri sebagai orang Indonesia. Mereka akan bangga menjadi westernisasi daripada menjunjung budaya orang timur.

Selain itu, generasi muda saat ini apatis dan kurang kritis dengan keadaan negara mereka sendiri. Mereka acuh dengan permasalahan yang ada di negara ini, jangankan untuk menyelesaikan, memikirkannyapun ogah kiranya. Padahal jika kita melihat kembali ke dalam sejarah, para generasi muda waktu itu mempunyai andil yang sangat besar dalam kemerdekaan negara ini. Adalah tidak mungkin merdeka, jika para generasi muda pada saat itu acuh terhadap kondisi negara waktu itu, adalah tidak mungkin ada sumpah pemuda jika genarasi muda saat itu acuh terhadap kondisi negara saat itu. Adalah tidak mungkin ada Marhaenisme, jika Bung Karno tidak kritis pada masa itu.

Para generasi sekarang adalah estafet dari generasi yang sebelumnya. Mari kita berpikir kritis dengan keadaan negeri ini. Jika memang politik itu kotor, tetapi keadaan kita memaksa untuk terjun ke dalamnya, maka terjunlah. Maka generasi mudalah yang akan membersihkan dan menyucikan politik itu. Jika hukum di negeri ini tidak adil, maka generasi mudalah yang akan membuat hukum itu menjadi adil dan tanpa pandang bulu. Jika pemerintahan kita kacau, maka para generasi muda kitalah yang akan menyelasaikannya di kemudian hari. Jika banyak korupsi yang menjamur di negara ini, maka generasi muda lah  yang akan memberatasnya.

Mari  kita berpikir kritis, jika anda suka dengan sastra, maka kritisilah keadan negara ini dengan puisi layaknya Taufiq Isma'il. Jika anda penyuka musik, kritisilah permasalahan negara ini dengan lagu layaknya Iwan Fals. Jika anda adalah cerpenis, kritisilah keadaan negara ini dengan cerpen anda. Jika anda adalah pelawak, kritisilah kondisi negara ini dengan lawakan anda. Marilah kita berpikir kritis dan tidak acuh dengan keadaan negara ini, karena nasib negara kita sepenuhya ada di tangan anak-anak muda pada zaman sekarang. Ingatlah kembali apa yang dikatakan oleh Bung Karno, sepuluh pemuda bisa menggoncangkan dunia. Mari kita goncangkan negara ini dengan angin perubahan dari segala aspek, perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Mari kita menjadi agen perubahan untuk bangsa kita yang tercinta.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun