Mohon tunggu...
Teuku Rahmad Danil Cotseurani
Teuku Rahmad Danil Cotseurani Mohon Tunggu... Auditor -

Pribadi yang menyenangkan dan suka berinteraksi dengan orang lain. jadilah, langkah pertama menentukan langkah selanjutnya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Meningkatkan Ketersediaan Air Bersih di Masa Mendatang (Refleksi Hari Air Sedunia 22 Maret)

9 Maret 2017   14:50 Diperbarui: 10 Maret 2017   00:00 9514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
teukurahmaddanil.blogspot.com

Oleh Teuku Rahmad Danil Cotseurani

Penyediaan air minum merupakan kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ia menjadi salah satu penentu dalam penigkatan kesehatan, kesejahteraan dan produktifitas masyarakat di bidang ekonomi.

Hari Air Sedunia (World Day for Water) adalah perayaan yang ditujukan sebagai usaha-usaha menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih dan usaha penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan. Hari Air Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret, inisiatif peringatan ini di umumkan pada sidang umum PBB ke-47 tanggal 22 Desember 1992 di Rio De Jenairo, Brasil. Setiap tahunnya pada Hari Air Sedunia terdapat tema khusus.

Mengingat peranan air minum dan air bersih yang begitu sentral dan strategis, pemerintah Indonesia terus menggalakkan pembangunan di sektor air minum. Hal ini tersebut dikongktretkan dengan target capaian 2015-2019, yakni 100 persen akses aman air minum, o persen daerah kumuh dan 100 persen sanitasi. Dalam hal ini pemerintah lantas melengkapi dengan membuat perangkat hukum dan peraturannya untuk dijadikan basis dalam mengimplementasikannya.

Perangkat tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 13/PRT/M/tahun 2013 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih (KSNP-SPAM) merupakan pedoman untuk pengaturan, penyelenggaraan, dan pengembangan sistem penyediaan air minum, baik bagi pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, swasta dan masyarakat.

KSNP-SPAM adalah arah kebijakan nasional beserta strategi untuk mencapainya, ini menjadi panduan bagi daerah untuk menyusun kebijakan dan strategi pengembangan SPAM di wilayahnya berdasarkan kebijakan dan strategi nasional, disini perlu digaris bawahi bahwa, peran pengembangan air minum tidak hana dipikul oleh PDAM tetapi juga dipikul oleh kementerian, dinas, lembaga dan badan lainnya baik pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, termasuk prakarsa dan swadaya masyarakat, industri dengan Corporate Social Responsibilty (CSR)-nya.   

Meningkatkan ketersediaan air bersih dimasa mendatang merupakan hal terpenting bagi kehidupan semua manusia. Air sebagai salah satu hajat dasar manusia, ketersediaan air bersih adalah hal utama menjamin kelayakan keberlangsungan hidup. Tentu akan menjadi petaka bila krisis air terjadi. Dewasa ini tiap-tiap negara punya metode sendiri dalam menangani krisis air. Di beberapa negeri di mana angin yang menguntungkan terus-menerus bertiup, kincir-kincir angin mengangkat air ke permukaan dan juga berfungsi sebagai generator listrik. Di negara yang lebih kaya, mengubah air laut menjadi air tawar juga dipandang sebagai solusi yang tepat guna. Di banyak tempat, bendungan-bendungan raksasa menampung air sungai dan air hujan—metode yang sedikit banyak terbukti efektif, meskipun reservoir di daerah gersang bisa menyusut sekitar 10 persen karena penguapan.

Lebih dari 780 juta orang di seluruh dunia kekurangan akses air bersih, dan kemajuan dalam pencapaian target global untuk sanitasi yang memadai sangat diluar jadwal, upaya baru sedang dilakukan minggu ini untuk memastikan sanitasi dan air untuk semua. Pada pertemuan tingkat tinggi Sanitasi dan Air Untuk Semua (SWA), yang diselenggarakan hari ini di Washington, DC, menyatukan sekitar 60 menteri dari lebih dari 30 negara. Pertemuan yang diselenggarakan oleh UNICEF ini, akan menyepakati tindakan untuk memastikan bahwa akses ke sanitasi dan sumber air minum yang baik dapat menjadi kenyataan bagi miliaran orang yang masih hidup tanpanya.

Di Indonesia, kemajuan penting telah dibuat dalam dekade terakhir untuk meningkatkan akses terhadap sumber air yang lebih baik dan sanitasi yang baik, tapi masih banyak orang yang masih tidak mendapatkan haknya yang paling dasar," kata Perwakilan UNICEF di Indonesia Angela Kearney. "Hanya separuh dari penduduk Indonesia memiliki akses air bersih, dan kurang dari setengah memiliki akses ke sanitasi yang layak. Yang lebih mengkhawatirkan, ini hanyalah rata-rata - di Kalimantan Barat kurang dari satu dari lima rumah tangga memiliki akses ke air bersih, dan proporsi yang serupa untuk penduduk di Nusa Tenggara Timur dapat mengakses sanitasi yang memadai.

Prioritas utama, menurut UNICEF, harus mencakup pelaksanaan program air, sanitasi dan kebersihan di semua sekolah pada tahun 2020, dengan fokus khusus pada air dan sanitasi bagi masyarakat miskin perkotaan sebagai bagian dari semua program pembangunan perkotaan, dan alokasi sumber daya yang cukup untuk mencapai target air, sanitasi dan kebersihan di tingkat nasional dan sub-nasional.

Pelaksanaan program air, sanitasi dan kebersihan di sekolah tidak hanya meningkatkan ketersediaan sarana yang sesuai dan berkelanjutan di semua sekolah pada tahun 2020 tetapi juga memberdayakan siswa untuk menjadi advokat untuk perilaku baik dalam keluarga mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun