Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... -

- Owner EO Jalani Production - Redaktur Pelaksana Majalah Catur PCNI - Ketua Komunitas Cinta Damai - Sufi Modern

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pedulilah Sedikit

16 Januari 2018   09:32 Diperbarui: 16 Januari 2018   09:37 1842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : pak Luhur Surabaya

Bersyukur, majalah catur PCNI sudah terbit 6 edisi. Ga terasa Yah? 

Awalnya ketika saya bertemu dengan beberapa orang yang mengajak kerjasama masuk dalam team kami, mereka agak pesimis kalau majalah ini bisa terbit lama. Banyak sih alasan-alasan yang mereka lontarkan. Saya cukup mengerti kekhawatiran mereka, masuk akal juga. 

Bagi saya, sebuah majalah bisa gagal terbit di karenakan dua faktor. Dari dua faktor itulah, kita bisa memperbanyak faktor-faktor lainnya. 

Dua faktor itu yaitu internal dan eksternal. Nah, kalau internal itu seperti modal mulai minim, team yang mulai tidak kompak, dan team yang mulai ga fokus ngurusin majalah. Kalau eksternal seperti iklan yang tidak ada, pendistribusiannya kacau, dan pembelinya yang sedikit. 

Saya ingin membahas persoalan pembeli yang sedikit. 

Harus di akui, masyarakat di Indonesia ini minat membaca buku sangat rendah sekali. Rajinnya kalau lagi belajar di sekolah aja, betul ga? Kalau baca yang lain pasti banyak, baca apa thu? SMS atau WA, iyakan? 

Dari sedikitnya minat membaca buku inilah terimbas jadi malas membaca majalah juga. Sehingga alasan mereka ga membeli majalah karena ga sempat membaca atau bisa juga mereka berpikir untuk apa membaca majalah tho cukup main catur aja. Ada juga beralasan karena harga majalah kemahalan, biasanya ini alasan orang yang sering bokek. 

Apapun alasan mereka, saya hargai. 

Tapi pernah ga mereka berpikir dari sudut yang berbeda. Dari rasa bangga atas hadirnya majalah catur dan ada keinginan untuk kemajuan dan mempertahankan keberadaan majalah catur. Ada rasa tidak rela kalau di Indonesia tidak ada majalah catur.

Lain halnya kalo mereka berpikir dari sudut keakuan. Kalau keakuan lebih menonjol maka kehadiran majalah catur hanyalah di lihat perlu atau tidaknya majalah tersebut bagi si pecatur. Mereka akan menilai dari sisi untung dan rugi terutama dari sisi materi. Rasa peduli terhadap majalah itu, ada atau tidak majalahnya bagi mereka tidak ada pengaruhnya. 

Ah, seandainya mereka merasa memiliki. Seandainya mereka peduli. Seandainya mereka ada kebanggaan terhadap hadirnya majalah ini. Seandainya keakuan mereka bisa dinomor sekiankan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun