Mohon tunggu...
Daniel Yudha Kumoro
Daniel Yudha Kumoro Mohon Tunggu... Guru - guru, blogger, youtuber, penulis artikel, cerpen, puisi di buku² antologi, storial

pernah menulis cerpen anak di harian kompas minggu (2014). menulis artikel pendidikan di tabloid PENA (2009, 2010, 2018), majalah MEDIA (2014, 2018, 2019). menulis puisi,.cerpen di buku antologi (2018, 2019, 2020)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengalaman ke Dokter Gigi di Era New Normal

24 Juli 2020   00:04 Diperbarui: 24 Juli 2020   00:00 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

lima bulan yang lalu, tepatnya bulan februari, saya menderita sakit gigi. dua gigi lubang sekaligus. sakitnya bukan main. berdasar pengalaman, kalau sakitnya sampai parah seperti ini, dokter giginya pasti bilang, "perawatan akar, pak!". tentunya harus bolak-balik sampai tiga kali kontrol. mulai dari pembersihan dan perawatan saluran akar. hingga pemberian obat serta penambalan sementara. barulah tambalan permanen. duh, ribetnya. dan kocek yang harus dikuras tidaklah sedikit.

selang satu bulan setelah dua kali kontrol. tepatnya bulan maret. pemerintah secara resmi menerapkan psbb. hal ini juga berimbas dengan diterbitkannya surat keputusan dari persatuan dokter gigi seluruh indonesia tentang larangan untuk memberikan layanan. dalam kata lain, praktik dokter gigi tutup hingga waktu yang belum dapat ditentukan.

itulah jawaban yang diberikan oleh dokter gigi saya. praktik dokter gigi semuanya tutup. kecuali untuk layanan pemberian resep obat saja.

selama tiga bulan saya harus minum obat pereda sakit gigi. parahnya obat tersebut biasanya memiliki efek perih di lambung. jadi harus dikombinasikan dulu dengan obat anti nyeri lambung. duh lucu juga ya menurut saya. mengatasi nyeri gigi dengan meminum obat untuk mengatasi nyeri lambung.

namun saya tidak patah semangat.  hingga awal juli kemarin saya mendapat kabar gembira dari dokter gigi saya. ada rekomendasi dokter gigi yang buka praktik di masa pandemi ini. bayangkan saja, kota ini masih masuk zona merah. tapi ada praktik dokter yang selama tiga bulan tutup, akhirnya buka juga. maka langsung saja saya pergi ke tempat praktik dokter gigi tersebut.

ketika saya sampai di tempat parkir, seperti biasa saya melihat dua benda yang banyak ditaruh di depan rumah-rumah. sifatnya wajib. ya, gentong air dan sabun cair. sesampainya di dalam, saya agak terkejut. saya disambut petugas administrasi yang berpakaian apd. lengkap dengan kaca face shield, masker, pakaian parasit satu stel, mulai kepala hingga kaki. sarung tangan hingga sepatu boot.

sungguh saya belum pernah berhadapan dengan orang yang berhazmat demikian. saya sebelumnya hanya melihat di tv-tv. duh, saya benar-benar seperti seorang pasien yang parah. namun pikiran tersebut saya buang jauh-jauh. ini mungkin sudah sesuai protokol kesehatan. lagian memang saya kan pasien.

setelah mengukur suhu badan tubuh dengan thermogun. pegawai tersebut menanyakan nama saya untuk didaftar. ia bersuara cukup lantang. mungkin karena tertutup kaca plastik itu kali ya. saya bolak balik bertanya "apa?" "apa?" karena kurang jelasnya. sayapun demikian. dengan masker kain, berbicara jadi tidak leluasa dan tidak jelas. pegawai admin itu juga sering bertanya "apa?" "apa?" karena kurang jelas seperti saya.

setelah didaftarkan dan mendapat nomor urut enam, saya menunggu selama dua jam untuk bisa masuk ke ruang dokter. saya memperhatikan satu per satu pasien yang dipanggil, sebelum memasuki ruang dokter, dipakaikan terlebih dahulu faceshield.

begitu giliran saya masuk, saya kaget lagi. dokter dan asistennya juga memakai apd. tidak biasanya saya yang sering ke dokter gigi melihat dokternya memakai kain warna hijau muda. seakan-akan mau melakukan tindakan operasi-pembedahan. duh.

dengan suara yang lantang karena tertutup masker beliau menjelaskan bahwa selain memakai pakaian apd, selama penanganan juga memakai semacam meja kaca dan alat penghisap. saat duduk di kursi periksa, sebelum berbaring saya diminta berkumur dengan air yang rasanya semacam mouthwash. biasanya kalau dulu kan air putih ya. lanjut ke pemeriksaan. masker dan faceshield saya belum boleh dibuka sampai semacam meja kaca dan alat penghisap itu ditaruh di atas saya. baru setelah itu saya boleh membuka faceshield. buka masker. dan tentunya buka mulut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun