Mohon tunggu...
Daniel SetyoWibowo
Daniel SetyoWibowo Mohon Tunggu... Tutor - Tutor kelompok belajar anak-anak

Seorang warga negara Indonesia yang mau sadar akan kewarganegaraan dengan segala ragam budaya, agama, aliran politik, sejarah, pertanian / kemaritiman tetapi dipersatukan dalam semangat nasib dan "imagined communities" yang sama Indonesia tetapi sekaligus menjadi warga satu bumi yang sama.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Resensi Buku] Harimau! Harimau!

3 Agustus 2019   10:00 Diperbarui: 3 Agustus 2019   10:11 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mulai kini, diam-diamlah kita semua," katanya berbisik, "Jangan merokok, jangan batuk, dan jangan ribut sedikitpun juga. Mari kita makan dulu."

Dalam menghadapi bahaya dan ancaman besar untuk mempertahankan hidup, bagaimana seseorang baik sebagai pribadi maupun dalam kelompok bersikap dan bertindak, akan sangat tergantung pada watak, kesadaran, keteguhan hati, dan keyakinan. 

Lantas, bagaimana dengan citra diri, kekuasaan, dan apa yang diwakili olehnya seperti senjata, jimat-jimat, pelajaran dan mantra palsu ? Mungkin, awalnya orang akan tunduk, tetapi pada akhirnya tingkat keteguhan hati, keberanian, kewaspadaan, kepercayaan, kesabaran (menunggu) yang menentukan hidup-matinya seseorang atau kelompok.

Novel karya Mochtar Lubis berjudul Harimau ! Harimau ! membawa kita pada kondisi terancam, menghadapi harimau yang kelaparan dan siap menerkam. Melalui pelbagai karakter tokoh dan kepemimpinan, Mochtar Lubis melukiskan tentang karakter kepemimpinan yang bagaimanakah yang sanggup dan berhasil menghadapi ancaman konkrit dan menyelamatkan kelompoknya.

Mochtar Lubis mengisahkan tentang bagaimana peristiwa-peristiwa sekelompok  orang pencari damar di hutan. dan menginap di huma milik Wak Hitam.  Kelompok ini meskipun tidak ada hierarki formal, tetapi mengakui suatu kepemimpinan agar pekerjaan mencari nafkah mereka lancar. Kelompok ini terdiri dari Pak Haji Rakhmad, Wak Katok, Pak Balam, Sutan, Talib, Sanib, dan Buyung,

Kisah ini diawali dengan mereka menginap di huma milik Wak Hitam. Wak Hitam ini sangat ditakuti semua orang, tetapi sekarang ia dalam kondisi sakit dan dirawat oleh isteri mudanya Siti Rubiyah yang cantik dan menggoda para lelaki pendamar yang menginap itu.

Mereka terpaksa mendapat ancaman dan serangan harimau tua itu karena mereka mengambil (berburu) rusa yang juga menjadi incaran seekor harimau yang kelaparan itu. Mula-mula Pak Balam diserang dan luka parah. Ia yang biasanya pendiam, justru karena kesakitannya mengingatkan kawanan itu akan dosa-dosa mereka.

Teror

Kelompok ini semakin terteror secara mental karena ucapan-ucapan Pak Balam ini. Wak Katok yang menjadi pemimpin walaupun sangat penakut dan licik, selalu berusaha menghindar dan bahkan mau mencelakakan Buyung, Sanib, dan Pak Haji agar bisa selamat dan menjaga reputasinya sebagai seorang pemimpin, seolah-olah pemberani dan berjasa.

            Pak Haji sendiri tewas oleh senjata Wak Katok. Padahal, ia pernah berujar bagaimana menghadapi harimau dan membunuhnya. Katanya, "Bunuhlah lebih dahulu harimau dalam hatimu dan percayalah pada Tuhan."

            Teror harimau terhadap kelompok ini semakin membuat mereka tertekan apalagi setelah Sutan dimangsa dan Talib mati karena luka parah oleh harimau itu.

            Dalam kondisi demikian, mau tidak mau mereka harus melawan. Lari sudah tidak mungkin lagi. Meski diselimuti ketakutan dan ditambah dengan hambatan dari sikap Wak Katok yang selalu menjaga citra dirinya sebagai seorang pemimpin. Pada titik inilah, muncul keberanian dan keteguhan hati sosok Buyung yang mencintai dan setia pada gadis di kampungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun