Oleh: Daniel Mashudi No. 195
[caption id="attachment_148932" align="aligncenter" width="600" caption="Tune Hote, Kuta Bali"][/caption] Kuta, 13 Sep 2010
00.15 WITA.
Aku terjaga dari tidur dan kerongkonganku terasa kering. Ku lihat di bed sebelah, my room mate, Lucky, tidak berada di tempatnya. Mungkin saja dia sedang main ke kamar Markus, Arief atau Jo, entahlah. Apa tidak punya rasa capek nih orang, pikirku. Aku sendiri sudah tertidur dari jam 10 tadi karena kecapekan.
Hari ini kami berduabelas, semuanya cowok, baru saja mengunjungi Sanur, Pecatu dan Uluwatu dari pagi sampai siang. Sungguh pemandangan lautnya begitu indah. Masuk hotel sekitar jam 2 siang, dan sorenya lanjut ke Kuta dan Legian.
Oh ya, tadi sewaktu di Uluwatu aku sungguh terkesima dengan pura yang berdiri kokoh di atas tebing sementara di bawahnya terhampar luasnya samudera. Untuk masuk ke lokasi ini, wisatawan wajib memakai selendang yang diikatkan ke pinggang.
Ada sedikit keteledoran yang sempat kulakukan. Karena tidak begitu kencang mengikat ke pinggang, selendang kuningku sempat terlepas tanpa kusadari sementara aku sedang asyik mengambil foto-foto dengan kamera ponselku.
Pemandu tur kami yang menemukan selendang kuning itu, dan dengan agak gusar ia berikan padaku kembali.
"Lain kali selendangnya jangan terlepas lagi" katanya lirih. Seperti ada sesuatu yang disembunyikannya dariku. Aku berpikir, “Jangan-jangan nanti .... ah, mudah-mudahan tak terjadi apa-apa... “ [caption id="attachment_148933" align="aligncenter" width="720" caption="Di Uluwatu"][/caption] Kembali ke kamar hotel, aku pun segera meminum air yang masih sedikit tersisa di botol air mineral. Tapi rasanya aku masih haus.
00.20 WITA
Aku bergegas keluar kamar tanpa memakai sandal, kupikir tak ada yang akan memerhatikan karena sudah larut malam. Aku pun masuk lift dan turun ke ground floor.