Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Keindahan Karya Seni Suku Kamoro

5 November 2021   08:00 Diperbarui: 5 November 2021   08:28 6354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suku Kamoro memiliki karya seni yang indah berupa anyaman, ukiran, dan tarian. (Dok. pribadi)

Menurutnya, melestarikan warisan budaya bisa dilakukan melalui fashion. Ghea pernah berkunjung Papua dan berinteraksi dengan suku Asmat.

Suku Asmat belajar dari alam yang dijadikan sebagai inspirasi untuk seni ukiran. Ghea terinspirasi oleh patung-patung Asmat yang kemudian digunakannya sebagai motif wastra.

Ghea juga sangat tertarik ketika melihat seni kriya dari suku Kamoro. Tameng atau perisai dari suku Kamoro yang begitu indah telah memberinya inspirasi dan kemudian menuangkannya dalam motif fashion yang dibuatnya.

Mengangkat Kembali Karya Seni Kamoro 

Luluk Intarti mengungkapkan bahwa Suku Kamoro sebagai salah satu dari 255 suku asli Papua memiliki karya seni pahat atau ukir yang luar biasa menakjubkan.

Selain seni ukir, Kamoro juga memiliki hasil anyaman dan bahan-bahan alami yang bisa dimanfaatkan. Namun, seni Kamoro ini pernah mengalami degradasi di mana tidak adanya gairah dari penduduk setempat untuk berkreasi.

Hal inilah yang mendasari terbentuknya Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe (MWK) untuk melestarikan seni dan budaya Kamoro.

Maramowe Weaiku Kamorowe sendiri memiliki arti pengukir muda Kamoro. Yayasan ini mendukung dan memberdayakan para pemahat dan penganyam kerajinan Kamoro untuk mengembangkan dan mempromosikan hasil karya mereka.

Luluk juga mengatakan perlunya beberapa langkah untuk pelestarian budaya. Pertama, yaitu dengan menjaga dulu terhadap seni yang sudah ada. Kemudian diikuti dengan pemberdayaan para seniman, serta mempromosikan hasil karya mereka.

Jika para seniman terus berkarya atau memproduksi ukiran tapi tidak bisa memasarkannya, maka terjadi kemacetan dalam berkarya. Jika sudah begitu, maka seni ukiran Kamoro akan punah.

Lebih lanjut Luluk mengungkapkan, agar upaya pelestarian ini berlanjut maka perlu adanya kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Salah satunya yaitu yayasan bekerja sama dengan PTFI mengadakan pameran di Jakarta. Tujuannya untuk mendekatkan karya seni Kamoro kepada para penikmat seni atau pasar di Jakarta karena di sini banyak kolektornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun