Waktu begitu mepet, dan ketika tiba di garis start ternyata lomba untuk kategori full marathon sudah dimulai. Saya pun memulai lomba terlambat beberapa menit dan tidak sempat melakukan selfie di garis start.
Dari ujung selatan Jembatan Suramadu yang memiliki panjang sekitar 6 kilometer ini, saya mulai berlari. Jalur relatif sepi karena sebagian besar peserta sudah berlari di depan saya. Di KM 2 saya berhenti sejenak dan saling foto dengan peserta lain untuk mengabadikan diri di jembatan terpanjang di Indonesia ini.
Setelah melintasi Suramadu dan memasuki Pulau Madura, rute lari melintasi jalan raya Kabupaten Bangkalan yang datar. Suasana kota kecil ini tidak jauh berbeda dengan kota-kota di pulau Jawa pada umumnya.
Hari semakin beranjak dan cuaca di Pulau Madura yang lumayan panas membuat saya perlu memaksimalkan hidrasi dengan meminum air yang disediakan di water station hingga mampir ke minimarket yang ada.
Pada KM 25, sebuah warung soto di pinggir jalan menarik perhatian saya yang dari pagi belum sempat sarapan. Seporsi soto dan es teh manis cukup mengembalikan energi untuk melanjutkan lomba.
Semakin siang cuaca semakin panas dan 'menyiksa' peserta lomba. Dan puncaknya ketika rute memasuki kembali Jembatan Suramadu yang melintasi Selat Madura di 6 kilometer terakhir. Akhirnya saya berhasil menyelesaikan 42 kilometer.
Setelah menamatkan lomba dan menerima medali finisher, saya kembali menuju ke hotel. Setelah bersih-bersih badan, saya check out dari hotel dan segera menuju bandara untuk mengejar penerbangan Minggu sore hari.Â
Untuk memulihkan tenaga, dua porsi bakso saya nikmati saat berada di bandara Juanda. Tidak lupa satu bungkus Tolak Angin saya minum untuk tetap menjaga kondisi kesehatan tubuh.
Inilah pengalaman saya bersama Tolak Angin Sidomuncul setiap melakukan perjalanan jauh dan aktivitas padat. Khasiatnya terbukti nyata membantu saya menjaga kesehatan dan mencegah masuk angin.