Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengurai Kenangan dalam Lagu "Januari di Kota Dili"

31 Januari 2012   02:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:15 4001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak kenangan dan kesan yang dialami oleh banyak orang mengenai lagu ini. Mungkin kenangan tentang masa kecil yang begitu manis di Timor Leste.  Atau kenangan terhadap keluarga dan sanak saudara yang terpisah oleh garis perbatasan Timor Leste dan Nusa Tenggara Timur, dan bagaimana keharuan dan isak tangis pun tercipta saat keluarga-keluarga yang terpisah tersebut bertemu dan berpelukan di jembatan perbatasan di Atambua untuk melepas rindu. Atau bisa saja kenangan akan seorang kekasih yang begitu dirindukan seperti yang diceritakan oleh syair lagu tersebut. Romantisme, keharuan, juga kesedihan pun hadir memberikan kenangan tersendiri.

13279762001721477139
13279762001721477139
Rita Effendy

Bagaimana kesan dari rekan-rekan kompasianer sendiri?

Sebagai bagian akhir, berikut saya tuliskan syair demi syair dari lagu indah tersebut untuk kembali kita nikmati di hari terakhir bulan Januari ini.

***

biarlah layar terkembang ku ingin menyeberang melintas pulau dan lautan menjemput cintaku belahan jiwa yang tertinggal di timor loro sae

menderu ombakmu menabuh pantai kala tatap matamu sapa jiwaku membiru lautmu memeluk pasir kala harum nafasmu sebut namaku

dua langit t’lah membaur di suatu cakrawala dua biduk t’lah berlabuh di satu dermaga cinta

januari di kota dili tak terkira cinta bersemi januari lekas berganti dan terhempas cintaku januari di kota dili kian hangat dalam ingatan nantikanlah aku kembali ‘tuk menjemput cintamu

menguning bulanmu mengetuk malam dan mesra jemarimu belai sukmaku membias bintangmu menghias nyiur dan hangatnya bibirmu kecup kalbuku

dua langit t’lah membaur di suatu cakrawala dua biduk t’lah berlabuh di satu dermaga cinta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun