Mohon tunggu...
Jossephine Daniella Iki
Jossephine Daniella Iki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Yogyakarta

Mahasiswa_Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/Pendidikan Kimia_Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Makan Siang

17 Juli 2022   19:00 Diperbarui: 17 Juli 2022   19:10 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ponsel genggamku berbunyi pertanda ada kotak masuk dari orang yang ku anggap penting. Mereka yang tidak penting bagiku tentunya akan aku letakkan di kotak arsip dan hapus untuk selamanya. Kuliah siang sangat membosankan bagiku. Makan siang juga tidak menarik, apalagi kalau makan sendiri. 

Siang itu sangat menyebalkan dan membuat diriku ingin rebahan di tengah hujan es. Pasti seru sekali rasanya bermandikan es batu di tengah teriknya matahari. Raut bosan benar-benar terpancar dari muka Vanalika. Vanalika yang sangat naif, begitu girang membalas pesan yang ternyata dari Gatto. Seketika terbesit niat di otak mungil ini untuk makan siang bersama Gatto. 

Baca juga: Amor Fati

Aku, Vana, mengajak Gatto makan siang di Lima Resto. Sungguh sangat tidak tahu malu. Belum juga berjumpa lagi setelah sekian lama, berani-beraninya mengajak makan siang bersama di Lima Resto. 

Sekilas informasi, Lima Resto adalah restoran laris yang dikerumuni anak muda dan hampir tersebar di seluruh sudut Kota Istimewa. Makan siang bersama Gatto? Apakah ini ide baik? Sepanjang jalan aku merenungkan beberapa pertanyaan dan bagaimana nanti aku harus bersikap. Tunggu dulu! Kali ini statusku dengannya sudah bukan teman. 

Bukan seperti saat bertemu di Flos Villa. Pertemuan ini disebut apa? Makan siang bersama pacar? Aneh kedengarannya. Vanalika punya pacar? Bagaimana mungkin aku mematahkan teoriku sendiri bahwa perempuan tak butuh laki-laki untuk bersandar. Bodohnya diriku, bisa-bisanya ini terjadi. Setidaknya makan siang ini tidak begitu buruk. Mungkin cukup manis dan natural jika aku ingat-ingat lagi. Enggan bagiku melanjutkan hubungan dengan seorang lelaki yang disaat kencan pertamanya tidak ada effort sama sekali. Setidaknya satu ekspektasiku tentang laki-laki tidak terpatahkan saat itu. Dia yang menuntaskan biil hari itu. Sempurna! 

Gatto bukan laki-laki kuat melawan cabai. Mie pedas level 1 saja sudah berhasil membuat Gatto menangis tersedu-sedu seperti ada kabar duka baru melintas. Aku tertawa melihat keanehan yang terjadi ini. Badan besar, tinggi, gagah, dan menyeramkan ternyata kalah juga dengan cabai. Aku pulang setelah menyelesaikan gigitan udang keju terakhir. "Hati-hati dijalan mbak" menjadi kalimat penutup dari Gatto siang itu. Mbak? Mbak? Mbak!!! Dia memanggilku "mbak" saat sudah berpacaran. Ya wajar saja sih, baru bertemu kali kedua. Tapi kita ini kan pacar? 

Tentu saja kata pulang bukan berarti aku benar-benar pulang. Rumah Aries menjadi tujuanku siang itu. Aries tidak akan pernah melarangku mengunjungi rumahnya. Mungkin satu-satunya yang dia larang hanyalah membakar rumahnya. Semua bisa aku lakukan disana. Memasak, mandi, makan, tidur, bahkan berteriak bisa dengan bebas aku lakukan di rumah Aries. Melesat bersama Sibiru menuju rumah Aries adalah paduan sempurna siang itu. Persetan tentang makan siang bersama Gatto, ini jauh lebih menarik. Aku akan menceritakan tentang Gatto pada Aries. Vanalika sangat cerewet, apalagi saat nyerocos bersama Aries. Panas dari dalam dan dari luar. Mungkin itu ungkapan yang cocok untuk menggambarkan kondisi siang itu. Panas matahari dan panas hati, sungguh sumuk. Untung saja thai tea menyelamatkan siang itu. Sekaligus menjadi oleh-oleh untuk Aries yang sudah menunggu di rumahnya. Thai tea enak sekali rasanya. Semoga kelanjutan cerita ini bisa berjalan semanis dan enak seperti thai tea yang aku minum di siang itu. Aku mengantuk! Sudah dulu ya.

Sekitar Lima Resto, 4 April 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun