Mohon tunggu...
Daniel Kairupan
Daniel Kairupan Mohon Tunggu... Dosen - Cuma sekedar ingin mencurahkan sedikit kegalauan yang pastinya kalian juga sudah banyak tahu. Lha trus ngapain nulis? Hahahaha...

Mantan banker yang senang berbagi pemikiran melalui tulisan dan masih harus terus belajar..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencoba (Tetap) Normal di Tengah Ketidaknormalan

18 Mei 2020   21:00 Diperbarui: 18 Mei 2020   21:07 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir-akhir ini banyak sekali berita yang menguras emosi. Semua grup media sosial menjadi panik. Ada yang emosi, geram, kesal, sampai menjadi sedih bahkan hampir frustasi. 

Bagaimana tidak menjadi cemas dan frustasi, kabar yang tersedia bukan lagi membuat kita menjadi tenang. Mulai dari kebijakan pemerintah yang membuat bingung warga lokal sampai tingkah laku para warga yang seolah-olah tidak memahami arti physical distancing dan social distancing. 

Ada yang mencoba tetap tenang, namun ada yang merasa pengorbanan selama "dirumah saja" menjadi sia-sia. Tidak ada yang ingin menghadapi wabah ini. Karena kita tidak pernah menduga sebelumnya bahwa tahun ini mungkin menjadi salah satu tahun terberat bagi kita. 

Stress dan menjadi panik tentu bukan sebuah pilihan yang diinginkan oleh kita semua. Segala upaya telah kita coba untuk menghilangkan rasa stres, namun terkadang rasa tersebut tak kunjung hilang dari dalam diri kita. 

Tak hanya memusingkan kapan wabah ini akan berakhir, namun banyak dari teman saya yang juga memusingkan mengenai kesehatannya sendiri.  Apalagi jika kondisi ekonomi semakin memburuk, tentu akan menambah pikiran. Dan secara otomatis akan berpengaruh menjadi panik.  

Berusaha tetap menjadi normal ditengah ketidaknormalan memang susah. Namun mungkin ada beberapa hal yang membuat kita tetap bisa menjadi manusia normal:

1. #IndonesiaTerserah semakin sering kita baca dimanapun kita berada. Menurut saya tindakan ini merupakan salah satu bentuk kepasrahan dan keputusasaan dari kita terkait kebijakan pemerintah yang semakin membingungkan oleh warga dan perilaku banyak warga kita sendiri yang bertindak sesuka hati. Disaat yang lain berusaha untuk mengikuti anjuran pemerintah, banyak dari warga yang lebih mengutamakan berbelanja tanpa mengindahkan aturan keselamatan yang ada. Namun bagaimana jika semua berkata terserah? Siapakah yang akan tetap mengajak orang lain untuk berhati-hati dan tetap menyadari bahaya dari pandemi ini? Meskipun seolah-olah akan menjadi sia-sia, namun tidak ada salahnya jika kita tetap membagikan kabar baik bagi sekitar kita.

2.  Lakukan sebuah aktivitas baru yang tentunya akan membuat kita menjadi bahagia. Siapa sih yang tidak mengenal tiktok? Sebuah jaringan aplikasi yang menghubungkan kita dengan orang lain yang dulu pernah diblokir oleh pemerintah namun saat ini kembali digandrungi oleh banyak orang. Entah dari kalangan remaja sampai orang tua, dari kalangan orang biasa sampai artis sekalipun memiliki akun tiktok. Lantas mengapa saya membahasnya disini? Secara singkat, bahkan mungkin dari anda semua setuju bahwa tiktok mampu membuat kita menjadi bahagia. Terutama bagi ekstrovert yang 'terkekang' di rumah saja, bisa menggunakan tiktok sebagai salah satu jalan keluar untuk menghilangkan kepenatan. Anda sudah mencobanya? Jika belum tak mengapa. 

3. Menghindari untuk membaca dan mendengarkan berita yang membuat kita semakin panik. Bagaimana caranya? Mungkin anda bisa mematikan sejenak tayangan berita yang penuh ketidak pastian dan memutar kembali drama korea World of the Marriage jika anda bingung memahami kalimat saya tersebut.  LoL

4. Lakukan hal yang membuat anda bahagia. Jika selama ini kita menjadi penyanyi kamar mandi, bolehlah kita mulai mencoba menjadi penyanyi betulan. Sudah ada aplikasi yang dapat mendukung hobby kita menyanyi bukan? Atau jika selama ini kita sering menulis mengenai curahan hati kita, mungkin kita bisa mengikuti lomba penulisan puisi atau karya tulis lainnya yang mungkin bisa saja menjadi sumber rejeki buat kita. 

5. Fokus pada apa yang ada di depan mata. Sadar atau tidak, banyak waktu untuk dapat meningkatkan kemampuan yang sebenarnya kita miliki ketika di masa-masa seperti ini. Kita bisa mengikuti kelas pengembangan diri secara online secara mudah. Sehingga semakin terbuka lebar bagi kita untuk dapat semakin mengasah kemampuan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun