Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Percaya Diri ala Presiden SBY

12 November 2011   14:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:45 1922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_141769" align="aligncenter" width="400" caption="(okezone.com)"][/caption]

Dalam pidatonya yang disampaikan dalam bahasa Inggris di perayaan Ulang Tahun ke-10 Deklarasi Universal Keragaman Budaya (Universal Declaration on Cultural Diversity) UNESCO, tanggal 2 November 2011, di Paris, Perancis, Presiden SBY antara lain mengatakan bahwa persoalan yang terjadi di Eropa saat ini penyebabnya adalah karena ada tren menurunnya rasa percaya diri dara para pemimpinnya. Oleh karena itu, dia menyarankan kepada para pimpinan negara-negara Eropa itu agar mau belajar tentang percaya diri pada Indonesia (“Percaya Diri Cara SBY” oleh Sri Palupi, , Kompas, 9 November 2011).

Sejujurnya, saya sungguh terperangah membaca berita ini. Saya terperanggah dengan “kata-kata bijak” SBY menasihati para pimpinan begara-negara Eropa yang dia bilang kurang percaya diri dan oleh karena itu, belajarlah dari Indonesia! Tentu yang dimaksud adalah belajarlah dari pimpinan Indonesia, yakni dirinya sendiri. “Belajarlah dari Presiden SBY, supaya bisa mempunyai rasa percaya diri yang kuat, agar dapat mengatasi persoalan bangsa!” Begitu kira-kira kata lain dari seruan SBY kepada para pimpinan negara-negara Eropa, yang saat ini memang lagi dalam menghadapi masalah besar di bidang ekonomi, sosial dan politiknya.

Saya merasa sangat heran dengan seruan SBY tersebut. Apakah ini dapat digolongkan sebagai salah satu keajaiban dunia juga? Ini termasuk ajaib, atau lucu?

Di negara sendiri, dalam gaya kepimpinan SBY selama ini sangat kuat dengan predikat pada dirinya sebagai presiden yang tidak punya rasa percaya diri, sangat peragu dan lamban dalam mengambil keputusan, bahkan penakut ketika harus menghadapi lawan-lawan politik tertentunya.

Ketika SBY menyampaikan nasihat tersebut dalam pidatonya itu, sebetulnya bersamaan dengan saat itu juga menunjukkan dirinya sendiri tidak punya rasa percaya diri yang cukup. Kenapa?

Karena dia berpidato dalam bahasa Inggris, bukan dalam bahasa bangsanya sendiri, bahasa Indonesia. Ini bukan kali pertama SBY di sebuah forum internasional berpidato dalam bahasa Inggris. SBY memang selalu berpidato dalam bahasa Inggris di setiap forum internasional. Baik itu diselenggarakan di luar negeri, maupun di dalam negeri.

Ini sebagai indikator bahwa dia tidak punya rasa percaya diri kalau berpidato dalam bahasa Indonesia di forum-forum internasional seperti itu. Mungkin telah tertanam dalam pola pikirnya bahwa gengsinya akan turun  kalau berpidato dalam bahasa Indonesia. Bahasa bangsanya sendiri.

Padahal dengan jelas di dalam Pasal 28 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, disebutkan sbb:

Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam pidato resmi

Presiden, Wakil Presiden, dan pejabat negara yang lain yang

disampaikan di dalam atau di luar negeri.

Jadi, selain merasa tidak percaya diri dengan dengan bahasa bangsanya sendiri, SBY selama ini telah berkali-kali melanggar Pasal 28 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 ini.

Tidak ada yang aneh kalau seorang pimpinan negara, di forum-forum internasional berpidato denganmenggunakan bahasanya sendiri. Bahkan di forum internasional sekelas Sidang PBB pun merupakan sesuatu yang biasa kalau ada pimpinan suatu negara berpidato menggunakan bahasanya bangsanya sendiri. Bukan bahasa Inggris. Ini menunjukkan salah satu ciri rasa percaya diri dan kebanggan sang pimpinan terhadap bahasanya sendiri.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, Perdana Menteri Jepang Naoto Kan (sebelum diganti Yoshihiko Noda), dan Presiden Tiongkok Hu Jintao, adalah beberapa contohnya. Mereka ketika berpidato di forum-forum internasional selalu menggunakan bahasanya bangsanya sendiri. Tentu saja ada penterjemahannya melalui alat dengar masing-masing peserta forum internasional itu.

Berikut adalah contoh video pidato Hu Jintao dan Nicolas Sarkozy di PBB, dan Naoto Kan di World Economic Forum:

*

Sepulangnya dari Eropa, saat pembukaan rapat terbatas di Kantor Presiden, 9 November 2011, SBY sempat menyampaikan amarahnya karena, kata dia,  adanya suara-suara yang mencurigainya telah melakukan konspirasi Bank Century ketika dirinya bertemu dengan Sri Mulyani yang datang ke Indonesia sebagai Managing Director World Bank, dan konspirasi Lumpur Lapindo ketika menghadiri peringatan HUT Golkar, dan bertemu dengan Aburizal Bakrie.

SBY sangat merasa tersinggung dan marah dicurigai seperti itu. Saking marahnya dia sampai mengumpat dengan kata-kata kasar kepada mereka yang mencurigainya seperti itu. SBY menyebutkan mereka yang telah mencurigainya seperti itu sebagai ”orang-orang tidak waras”. Dalam kata pembukanya yang singkat itu, SBY sampai melontarkan kata-kata “ada yang tidak waras” itu sampai empat kali.

Padahal jika SBY mau mengintrospkesi diri, maka dia akan menyadarinya bahwa reaksi dan rasa curiga publik kepadanya seperti itu bukan baru sekarang saja. Tetapi sudah lama, baik karena kasus Bank Century, lumpur Lapindo, maupun banyak kasus lainnya. Semua itu menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap dirinya sebagai presiden semakin merosot.

Rasa tidak percaya kepadanya itu pun bukan tanpa alasan, dalam dua kasus itu; Bank Century dan lumpur Lapindo saja sampai sekarang tidak pernah ada tanda-tanda ditangani secara serius. Apalagi tuntas. Untuk kasus lumpur Lapindo, misalnya semua kerusakan infrastruktur dan pembangunannya kembali dibebankan kepada APBN.

Ketika fenomena ketidakpercayaan kepadanya sedemikian terus merosot, bagaimana bisa SBY masih bisa mengagungkan tentang kepercayaan diri seorang pimpinan bangsa di luar negeri, seperti yang dia sampaikan dalam pidatonya di Paris, Perancis, pada 2 November 2011 itu.

*

Krisis yang terjadi di Eropa bukan penyebab utamanya karena ada krisis kepercayaan diri pada para pimpinannya. Justru di Indonesia, beraneka macam masalah serius bangsa terus bermunculan dan semakin lama semakin parah karena salah satu faktor utamanya adalah adanya krisis kepercayaan diri para pimpinannya, termasuk SBY sendiri.

Salah satu krisis kepercayaan diri itu adalah para pejabat negara kita nyaris semuanya punya sifat gila jabatan dan kehormatan semu, tetapi tidak punya rasa malu. Termasuk tidak punya lagi rasa malu untuk melakukan berbagai aneka kejahatan korupsi. Dulu korupsi dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, dan kalau pelakunya tertangkap, mukanya lusuh, ditutupi tangan atau jaket, badannya meringkuk malu. Sekarang, korupsi dilakukan secara terang-terangan, tanpa malu sedikitpun. Kalau mau diperiksa, bahkan melawan secara frontal. KPK ditantang, dan mau dibubarkan. Kalau pelakunya sampai tertangkap pun, mukanya tetap ceriah sumbringah, senyum dan tawa tak lepas dari mulutnya, dan bisa tetap berjalan tegap dikawal para bodyguard-nya, penuh percaya diri. Percaya diri bahwa sampai dipengadilan pun dia akan diadili oleh rekan-rekan "seprofesinya". Hukumannya pasti super ringan, atau bahkan bebas. Di penjara pun semua bisa dia atur. Setelah keluar kekayaannya hasil korupsinya malah sudah berkembang biak.

Meskipun tak becus memimpim dan mengurus negara, tidak satu pun pejabat negara seperti itu yang punya rasa malu untuk memutuskan mundur dari jabatannya. Rata-rata punya alasan yang sama. Katanya, kalau mundur dari jabatan itu berarti tidak punya tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang timbul itu. Padahal logikanya, kalau dia adalah pejabat negara yang berkualitas, tentu tidak akan muncul masalah yang membuatnya dia layak diganti itu. Setelah tanpa malu terus menjabat pun terbukti masalah yang timbul karena ketidakbecusannya itu pun tak pernah selesai, sampai akhirnya "dilupakan" orang.

Gaya ngeles lainnya khas pejabat Indonesia seperti ini adalah, “Saya siap mundur jika diminta Bapak Presiden ..!” Padahal jika yang bersangkutan tahu diri sendiri, punya sedikit saja rasa malu, seharusnya mundur sendiri. Hal ini semakin lengkap tingkat keparahannya ketika Presiden SBY pun tidak mempunyai kepekaan yang sama, dengan tetap mempertahankan para pejabat negara yang bermasalah tersebut.

Hal yang berbeda justru terjadi pada beberapa pimpinan negara Eropa, yang dinasihati SBY untuk belajar percaya diri kepada Indonesia (SBY).

Perdana Menteri (PM) Irlandia Brian Cowen, PM Portugal Jose Socrates, PM Slovakia Iveta Radicova, dan yang terbaru PM Yunani George Papandreou dan PM Italia Slivio Berlusconi, telah menyatakan mundur dari jabatannya masing-masing karena menganggap diri mereka sudah tidak bisa diharapkan lagi untuk memimpin bangsa dan negaranya keluar dari kirisis. Padahal untuk Papandreou dan Berlusconi sebenarnya telah lolos dari mosi tidak percaya di parlemen, dan parpol mereka masing-masing masih berkuasa. Tetapi karena mereka tahu diri, merasa bahwa kalau toh mereka masih saja bersikeras memimpin, krisis di negaranya akan semakin tak tertolong, dan bisa berimbas secara global.

Benar sekali apa yang dikatakan Sri Palupi dalam tulisannya yang saya sebutkan di atas: “Pertanyaan saya, di manakah lokus kepercayaan diri yang dimaksudkan Presiden SBY? Saya yakin, kalaupun ada kepercayaan diri, lokusnya bukanlah pada pemerintahan SBY dan para elite sekarang. Sebab, pada para elite dan pemerintahan SBY yang sarat skandal bukan fenomena kepercayaan diri yang saya temukan, melainkan raibnya rasa malu. “ ***

Tulisan lain yang terkait:

"SBY Pidato, Wartawan Tertawa"

"Kasihan, Para Duta Bangsa di Acara UNESCO itu akan Terpesona dengan Pidato SBY"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun