Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Ahok dan Jokowi “Saling Tuding” tentang Pembangunan Masjid

30 Januari 2016   09:40 Diperbarui: 30 Januari 2016   10:15 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompleks Balai Kota DKI Jakarta, di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat sudah berdiri sejak 40 tahun yang lalu, namun selama itu pula tidak ada masjid di kompleks pemerintahan Provinsi DKI Jakarta itu. Yang ada selama ini hanya sebuah musala berkapasitas 200 orang.

Baru sekarang, di masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, akhirnya Pemprov DKI punya sebuah masjid yang berdiri megah dengan arsitektur klasik, namanya Masjid Fatahillah, lokasinya di antara Kompleks Balai Kota dengan kantor baru DPRD DKI.

Mulai dibangun pada 18 September 2015, selesai pada 28 Desember 2015. Hanya tiga bulan? Ya, benar, hanya memerlukan wakyu 3 bulan untuk menyelesaikan pembangunan masjid itu. Karena, seperti yang dijelaskan Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan DKI Ika Lestari Aji, (diperintahkan Ahok) dikerjakan setiap hari selama 24 jam non-stop, dengan tiga shift waktu pengerjaannya.

Bangunan senilai Rp18,8 miliar (berasal dari APBD DKI), terdiri dari dua lantai seluas 1.004 meter persegi, bisa menampung sekitar 1.500 jamaah itu, hari Jumat kemarin, 29/1/2016, diresmikan oleh Presiden Jokowi.

Pada saat memberi kata sambutannya, Ahok menjelaskan kepada hadirin bahwa pembangunan masjid itu dibangun atas prakarsa Jokowi, ketika dia menjadi Gubernur DKI, dan dia (Ahok) hanya melaksanakan keinginan Jokowi itu.

Kata Ahok, masjid itu sudah masuk perencanaan pembangunan Pemprov DKI  pada 2013, yang digagas oleh Jokowi,  atau merupakan program kerja Gubernur Jokowi, namun ketika itu belum ditemukan lahan yang cocok. Lahan yang cocok baru ditemukan setelah Jokowi “meninggalkan” Ahok, dan Ahok menggantikannya sebagai Gubernur, karena harus melanjutkan pengabdiannya kepada negara,

“Waktu itu Pak Jokowi belum menemukan lahan yang tepat di Balai Kota. Ternyata setelah Bapak jadi presiden, kita cari-cari ada tempat," kata Ahok sambil memandang ke arah Jokowi.

Tetapi, saat gilirannya berpidato, Presiden Jokowi meralat penjelasan Ahok itu. Menurutnya, Ahok keliru, karena mengatakan pembangunan Masjid Fatahillah itu merupakan keinginannya. Sebab, keberadaan masjid adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dan menjadi keinginan semua gubernur sebelumnya.

Jokowi bilang, setiap Gubernur DKI di masa lalu pasti menginginkan Balai Kota memiliki masjid. Sayangnya, sampai dirinya menjadi presiden, pembangunan masjid tak kunjung terwujud.

"Alhamdulillah di bawah Pak Ahok masjid bisa diwujudkan. Kalau rencana, saya kira semua gubernur ingin punya masjid. Jadi keliru Pak Gubernur tadi. Bukan meluruskan, tapi di dilaksanakan penuh oleh Basuki Tjahaja Purnama," katanya.

Hikmah apa yang bisa diambil dari “saling tuding” antara Ahok dengan Jokowi ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun