Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Baswedan Terancam Kalah Sebelum Bertarung; NasDem Terancam Menjadi Parpol Nonparlemen

18 November 2022   12:57 Diperbarui: 18 November 2022   15:53 2558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum Partai Nasdem Surya Paloh dan Anies Baswedan saat deklarasi Anies sebagai bakal capres di Nasdem Tower, Jakarta, 3/10/2022 (Kompas.id)

Pada pidatonya di HUT ke-58 Partai Golkar itu, di hadapan sejumlah ketua umum parpol, termasuk Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, Jokowi mengingatkan kepada Partai Golkar agar berhati-hati dan tidak sembrono dalam mendeklarasikan calon presiden dan wakil presiden.

"Saya yakin Golkar akan dengan cermat, akan dengan teliti, akan dengan hati-hati, tidak sembrono dalam mendeklrasikan calon presiden dan wakil presiden 2024. .... Dan, saya meyakini yang akan dipilih oleh Partai Golkar, capres, maupun cawapres, ini adalah tokoh-tokoh yang benar. Silakan terjemahkan sendiri!"


Jokowi menekankan kalimat "Silakan diterjemahkan sendiri" untuk memastikan agar audiens meresapi himbauannya itu, dan paham itu merupakan suatu sindiran tegas yang ditujukan kepada pihak yang baru saja mendeklarasikan bakal capres-nya. Yang menurutnya merupakan suatu tindakan yang sembrono karena sosok yang dideklarasikan itu sesungguhnya tidak layak. Siapa lagi kalau bukan Surya Paloh dan NasDem-nya yang secara sembrono telah mendeklarasikan sosok yang tak layak, yaitu Anies Baswedan.

Anies juga merupakan lawan politik dari Jokowi.  Persepsi, visi dan misi sosial dan politik Anies bertentangan dengan Jokowi. Seandainya saja Anies jadi presiden sangat kecil kemungkinan ia akan meneruskan apa yang telah dengan susah payah dibangun Jokowi selama 10 tahun pemerintahannya. 

Sebaliknya, besar kemungkinan, justru ia akan merombak apapun telah dibangun Jokowi, termasuk dengan mengganti nomenklatur-nomenklaturnya. Sebagaimana telah ia lakukan saat menjadi gubernur DKI Jakarta. Banyak program kerja peninggalan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ia bongkar, diganti dengan versinya. Termasuk menggantikan nomenklatur-nomenklaturnya dengan istilah-istilah yang tidak lazim.

Seperti sistem transparansi yang diterapkan Ahok diubah Anies menjadi sistem tertutup; tidak meneruskan program Jokowi dan Ahok dalam hal normalisasi sungai untuk pencegahan banjir, diganti dengan membangun sumur-sumur resapan yang justru terbengkalai dan menimbulkan masalah baru; sistem sewa hunian rumah susun untuk warga DKI Jakarta di era Ahok yang berjalan bagus malah diganti dengan sistem rumah DP nol persen yang mandek, dan seterusnya. Ia mengganti istilah "normalisasi sungai" itu dengan "naturalisasi sungai"; "rumah susun" diganti dengan "rumah lapis", dan seterusnya.

Sebagai Presiden, Jokowi pernah mengangkat Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Dilantik  pada 27 Oktober 2014. Tetapi saat Jokowi melakukan reshuffle kabinet, pada 27 Juli 2016, Anies dicopot, digantikan dengan Muhadjir Effendy.

Sampai sekarang publik tidak tahu kenapa Jokowi mencopot Anies sebagai Menteri. Tapi tentu saja Jokowi mempunyai alasan untuk itu. Tentu kalau kinerja Anies sesuai dengan ekspektasi Jokowi, ia tak bakalan dicopot.

Politisi senior PDIP, Pandan Nababan, di kanal YouTube "Total Politik", 17/11/2022, bercerita tentang kenapa Anies dipecat Jokowi. Menurut dia, Jokowi memecat Anies karena dia tidak suka dengan Anies yang meskipun adalah bawahannya tetapi lebih dekat dengan JK. Anies sehari-hari lebih sering di kantor JK ketimbang dengannya.

Bila informasi Panda itu benar, maka kita tak heran dengan sikap Jokowi terhadap Surya Paloh sekarang. Sudah sejak lama Jokowi tidak cocok dengan Anies. Saat Pilkada DKI Jakarta 2017 Jokowi berada pada kubu Ahok, sedangkan Anies dibeking sepenuhnya oleh JK. Kini, Surya Paloh malah hendak mengusung Anies sebagai capres, ditambah lagi dengan malah mengajak PKS dan Demokrat yang jelas-jelas oposisinya Jokowi.

Rekam jejak Anies saat sebagai salah satu konstestasi dalam Pilkada DKI 2017 juga tercatat dalam sejarah hitam pilkada di Indonesia. Itulah pilkada terburuk dan paling destruktif dalam sejarah. Hingga menjadi perhatian media-media terkemuka di berbagai negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun