Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa Nama Ahok Disebut di Surat Wasiat Penyerang Mabes Polri?

12 April 2021   01:14 Diperbarui: 12 April 2021   14:12 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat wasiat Zakiah Aini, penyerang Mabes Polri, pada 31 Maret 2021 (Beritasatu.com).

Kebetulan sekali pada 27 September 2016, saat melakukan kunjungan kerja di Kepulauan Seribu sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok melakukan blunder dengan membuat pernyataan yang menyinggung surat Al Maidah ayat 51 yang dikaitkan dengan beredarnya isu yang dikaitkan dengan dirinya bahwa haram memilih pemimpin kafir bagi umat Islam itu.

Bak mendapat durian runtuh bagi lawan politik Ahok. Blunder Ahok itu adalah "bunuh diri politik"-nya. Ahok bak memberi senjata pamungkas lengkap dengan amunisinya kepada lawannya untuk menyerangnya secara telak.

Mereka tahu bahwa rakyat Indonesia termasuk warga DKI Jakarta sebagian besar masih merupakan masyarakat primordialisme, yang dalam mengambil suatu keputusan kerap hanya berdasarkan kesamaan budaya, suku, etnis, golongan, dan terutama agama. Oleh karena itu agama adalah alat paling gampang dan paling ampuh untuk digunakan sebagai senjata politik.

Itulah yang dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menghancurkan reputasi Ahok dengan menanam rasa benci sebenci-bencinya sebanyak mungkin warga DKI Jakarta beragama Islam kepada Ahok sebagai penista agama.

MUI   tanpa melakukan tabayyun terlebih dahulu, -- sebagaimana lazimnya Islam dalam menangani suatu masalah, -- langsung memutuskan Ahok telah melakukan penistaan agama.

Meskipun Ahok telah berkali-kali menjelaskan bahwa ia tak bermaksud melakukan penistaan agama, dan meminta maaf berulang-ulang. Tiada tersedia secuil maaf pun baginya.

Bagaimana maaf itu mau diberikan apabila momen kesalahan Ahok tersebut justru sangat diharapkan dan ditunggu-tunggu oleh lawan politiknya di pilkada DKI 2017 tersebut.

Sebaliknya hasutan kebencian atas nama membela agama semakin membesar.

Bukan hanya umat Islam Jakarta, tetapi juga umat Islam di seluruh Indonesia pun terhasut dengan propaganda kebencian tersebut.

Demo berjilid-jilid yang dipimpin oleh Ketua FPI Rizieq Shihab untuk terus menekan pemerintah dan Polri untuk segera menangkap, mengadili, dan menghukum penjara Ahok dengan hukuman maksimal pun terus dilakukan.

Ironisnya, pemerintah dan polri pun akhirnya takluk oleh tekanan massa tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun