Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Presiden Tiga Periode

26 Maret 2021   21:42 Diperbarui: 27 Maret 2021   14:43 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan Pers Presiden Jokowi, Istana Merdeka, 15 Maret 2021 (tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Godaan

Jokowi tentu merasa tidak perlu menanggapi tuduhan-tuduhan Amien Rais tanpa dasar kepadanya tentang konspirasi dan lain-lain itu. Karena kalau ditanggapi terlalu banyak justru hanya akan membuat kegaduhan-kegaduhan politik baru yang tidak perlu.

Namun, lepas dari tuduhan konspirasi tingkat tinggi tersebut, hikmahnya adalah tuduhan Amien Rais terhadapnya itu juga merupakan suatu peringatan keras, agar ia sungguh-sungguh jangan sampai tergoda mendengar para pembisik di sekitarnya agar bersedia menjadi presiden lagi untuk ketiga kalinya. Itu jika kelak ternyata (koalisi) parpol di MPR nekad melakukan amendemen UUD 1945 dengan juga mengubah periodisasi masa jabatan presiden menjadi tiga periode.

"Power tend to corrupt absolute Power Corrupt absolutely", "kekuasaan cenderung korup, kekuasaan mutlak benar-benar korup (merusak)." Itulah dalil terkenal dari seorang sejarahwan Inggris abad ke-18, John Emerich Edward Dalberg Acton, atau lebih dikenal sebagai Lord Acton (1834-1902), yang sering digunakan untuk mengingatkan seseorang jika sedang berkuasa. Agar jangan tergoda menyalahgunakan kekuasaan itu, dan jangan sampai serakah sehingga ingin berkuasa terus-menerus. Kekuasaan mutlak yang terlalu lama akan mengerus kebaikan dan moral pemiliknya.

Lord Acton, mengungkapkan pendapat ini dalam sebuah surat kepada Uskup Mandell Creighton pada tahun 1887, tulisnya: "Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely. Great men are almost always bad men." -- "Kekuasaan cenderung korup, dan kekuasaan absolut benar-benar merusak. Orang hebat hampir selalu orang jahat."

Sebagai manusia biasa, setelah merasa nikmatnya kekuasaan sebagai orang nomor satu di Republik ini, Jokowi pasti mendapat godan-godaan yang kuat  untuk kalau bisa terus menjadi presiden. Apalagi selama ini kekuasaan demi kekuasaan ia peroleh dengan relatif mudah.  Jokowi  tidak pernah kalah dalam setiap pemilu. Sejak pilkada wali kota Solo, pilkada DKI Jakarta, dan dua kali Pilpres.

Dari seorang pengusaha mebel kayu, Jokowi "tergoda" menjadi wali kota Solo. Dua kali pemilihan wali kota Solo, dua kali ia menang mutlak dengan lebih dari 90 persen suara berturut-turut. Lalu, ia tergoda untuk menjadi gubernur DKI Jakarta, menang di Pilgub DKI Jakarta 2012. Kemudian, ia tergoda menjadi presiden RI, orang nomor satu di negeri ini. Dua kali berturut-turut pula ia menang Pilpres.

Baca pula: Jokowi Presiden Adalah kehendak Tuhan YME

Di periode kedua presidennya kini, kekuasaan yang ada di tangannya menjadi paling kuat. Ia didukung oleh mayoritas partai politik di DPR. Dari sembilan partai politik, tujuh di antaranya merupakan pendukungnya (471 anggota). Hanya dua parpol, yaitu Partai Demokrat dan PKS yang beroposisi (104 anggota). Dengan kekuatan itu saja, apapun yang diinginkan sebagai presiden hampir pasti disetujui DPR.

Contohnya adalah revisi UU KPK dan UU Cipta Kerja. Meksipun mendapat penolakan rakyat banyak, dengan berbagi unjuk rasa yang demokratis sampai anarkis. Tetap saja kedua UU tersebut mulus disahkan DPR.

Dengan posisi seperti itu, jika saja MPR jadi melakukan amendemen UUD 1945, termasuk mengubah ketentuan pasal 7 menjadikan presiden bisa menjabat sampai tiga periode, lalu mereka menawarkan Jokowi untuk maju lagi di Pilpres 2024, apakah ia tidak akan terguncang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun