Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Presiden Tiga Periode

26 Maret 2021   21:42 Diperbarui: 27 Maret 2021   14:43 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan Pers Presiden Jokowi, Istana Merdeka, 15 Maret 2021 (tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Adalah Ruhut Sitompul, yang ketika itu adalah salah satu Ketua DPP Partai Demokrat, yang melontarkan gagasan agar MPR mengamendemen Pasal 7 UUD 1945 agar presiden bisa dipilih untuk ketiga kalinya.

Ada indikasi kuat bahwa memang SBY dan Partai Demokrat ingin SBY menjadi presiden untuk ketiga kalinya, dengan terlebih dahulu mengamendemen UUD 1945 tentang masa jabatan presiden.  

Indikasi itu adalah SBY yang beberapakali berupaya keras berkonsilidasi dengan Megawati. Diduga kuat agar PDIP mau berkoalisi dengan pemerintahannya. Ketika itu posisi SBY dan koalisi parpol pendukungnya sangat kuat.

Koalisi parpol pendukung SBY di DPR meliputi Partai Demokrat, Partai Golkar, PAN, PKB, dan PPP dengan total 423 anggota. Hanya PDIP (94 anggota), Partai Gerindra (26), dan Partai Hanura (17) yang berada di luar koalisi. Jika PDIP berhasil ditarik untuk bergabung, maka kekuatan SBY di DPR menjadi 517 dari 560 anggota DPR.

Berkali-kali SBY melakukan berbagai upaya pendekatan untuk berkonsilidasi dengan Megawati. Berbagai lobi dilakukan. Tetapi Megawati tidak meresponnya.

Entah itu karena ia masih menyimpan dendam kesumatnya kepada SBY yang dianggap pernah mengkhianatinya, ataukah memang Megawati mengetahui maksud tersembunyi SBY itu.

Ketika itu SBY adalah Menko Polhukam-nya Megawati. Menjelang Pilpres 2004, beredar isu SBY akan ikut kontestasi calon presiden di Pilpres tersebut. Megawati beberapakali mengkonfirmasi hal tersebut kepada SBY, dia membantah.

Ternyata, dia ikut mencalonkan diri di Pilpres tersebut, melawan Megawati yang ketika itu berpasangan dengan Hamzah Haz. Megawati menganggap SBY berbohong dan mengkhianatinya. Sejak itu Megawati tidak pernah lagi mau menyapa SBY sampai sekarang.

Apalagi dengan memainkan drama "playing victim", sebagai korban dizalimi Megawati, SBY yang berpasangan dengan JK berhasil menang telak.

Berkali-kali gagal upaya berkonsilidasi dengan Megawati, SBY mendekati suaminya, Taufiek Kiemas (alm). Taufiek Kiemas pun dirayu dengan jabatan Ketua MPR. Maksudnya supaya akhirnya Megawati luluh hatinya, agar Taufiek Kiemas juga mau membujuk Megawati agar PDIP bergabung dengan SBY.

Ternyata tetap gagal, meskipun Taufik Kiemas menjadi Ketua MPR berkat dukungan SBY dan Demokrat, Megawati bagaikan batu karang tak tergoyahkan dengan berbagai bujukan SBY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun